“Ya, pasti ada dampaknya, karena impor kita dari Tiongkok terbesar berupa barang modal dan bahan baku. Secara detail masih diidentifikasi seberapa besar pengaruhnya,” katanya melalui pesan singkat, dikutip dari Antara, Selasa, 4 Februari 2020.
Hal-hal yang akan diidentifikasi antara lain kemungkinan dan skenario terkait kebutuhan bahan baku dan upaya terus meningkatkan kapasitas produksi bahan baku.
Sigit menyampaikan, pada kondisi itu, industri akan secara alamiah mencari sumber pasokan bahan baku dan barang modal dari negara lain untuk dapat terus beroperasi.
“Ya itu pasti secara korporasi akan terjadi dengan sendirinya,” ujarnya.
Menurut Sigit, situasi tersebut sebetulnya dapat menjadi peluang bagi Indonesia untuk melakukan subtitusi impor, sehingga bahan baku dan penolong yang biasanya diimpor dari Tiongkok dapat diproduksi di dalam negeri.
“Di satu sisi, ini merupakan kesempatan dalam negeri untuk substitusi impor,” katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News