Presiden Direktur AP II Budi Karya Sumadi menjelaskan, mundurnya target operasional Terminal 3 Ultimate itu akibat belum didapatnya izin operasi dari Kementerian Perhubungan (Kemenhub).
"Kami mendahulukan commissioning dari Pemda serta proses klarifikasi yang dilakukan oleh Kemenhub dan dari Kementerian BUMN," ujar Budi di Restoran Tugu Kunstkring Paleis, Jalan Teuku Umar, Menteng, Jakarta Pusat, Kamia (9/6/2016).
Dia menambahkan, apabila pada 15 Juni segala izin operasi dan commissioning telah selesai dan disetujui Kemenhub, maka waktu tersisa hingga 20 Juni 2016 akan dimanfaatkan untuk sosialisasi kepada penumpang. Pihak AP II pun terus melaksanakan commissioning final dengan Garuda Indonesia (GI) dan tentunya juga berkoordinasi dengan Kemenhub.
"Saat ini Kemenhub sudah lakukan koordinasi. Sebagai entitas yang bertanggung jawab kami akan melakukan suatu persiapan sebaik-baik mungkin karena pada saat beroperasi kita ingin semua itu berjalan baik," imbuhnya.
Operasi perdana yang akan dilakukan pada 20 Juni 2016 nanti untuk penerbangan 7-9 destinasi padat domestik. Ini dilakukan untuk memecah penumpukan penumpang yang sering terjadi di Terminal 2 Bandara Soekarno-Hatta.
"Operasi Terminal 3 ini untuk menambah kapasitas terpasang kurang lebih lima hingga 10 persen. Kalau ada penumpukan penumpang di titik tertentu pada hari puncaknya (mudik lebaran) bisa dikurangi. Saya pikir persiapan Terminal 3 ini juga untuk persiapan (arus mudik) lebaran," pungkas Budi.
Seperti diketahui, Terminal 3 Ultimate yang memiliki luas 422.804 meter persegi menelan biaya investasi hingga Rp7 triliun. Terminal baru di Bandara Soekarno-Hatta ini akan menjadi basis operasi Garuda Indonesia dan seluruh maskapai penerbangan internasional.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News