Menteri Perindustrian (Menperin) Saleh Husin mengatakan, geliat industri mamin ditopang aktivitas produsen nasional dan multinasional yang telah menjadikan Indonesia sebagai basis produksi. Selain itu, Indonesia juga mampu menyediakan bahan baku guna mendukung kontinuitas produksi.
"Tahun lalu, industri makanan dan minuman tumbuh 7,88 persen dan menopang sebagian besar pertumbuhan industri nonmigas. Kinerja ekspor juga bagus karena pada 2015 kemarin senilai USD5,6 miliar yang meningkat dari tahun sebelumnya USD5,55 miliar," ujar Saleh dalam keterangan tertulis, Jakarta, Selasa (26/4/2016).
Menurut dia, kinerja industri tersebut bakal menanjak sejalan dengan realisasi investasi sektor industri makanan sebesar Rp24,5 triliun untuk PMDN dan PMA sebesar USD1,52 miliar. Kontribusi industri ini pada PDB merupakan yang terbesar dengan porsi 30,86 persen sepanjang 2015.
Ke depan, yakin Saleh, industri mamin di Indonesia bakal tumbuh dengan pesat lantaran kecenderungan pola konsumsi masyarakat khususnya menengah ke atas yang mengarah untuk mengkonsumsi produk-produk mamin yang higienis dan alami.
Pihaknya juga turut mendorong dilakukannya penerapan SNI, Good Manufacturing Practices, dan Hazard Analysis and Critical Control Point (HACCP), Food Hygiene-Safety-Sanitation, penerapan Standar Pangan Internasional (CODEX Alimentarius). Langkah itu demi menjamin perusahaan menerapkan pemilihan bahan baku, pengolahan, pengemasan, serta distribusi dan perdagangannya guna keamanan produk.
"Penerapan standar pada industri makanan dan minuman diharapkan dapat memacu percepatan ke arah industri yang berkelanjutan," pungkas Saleh.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News