Kepala KPw BI Provinsi DKI Jakarta Trisno Nugroho mengatakan risiko pasokan pangan akibat kekeringan yang terjadi di beberapa daerah produksi diperkirakan tidak memengaruhi pasokan beras untuk kebutuhan masyarakat Jakarta. Kekeringan tersebut telah diantisipasi oleh TPID Jakarta.
"TPID Jakarta, melalui BUMD pangan dan Bulog, sudah melakukan peningkatan stok pangan pada saat panen berlangsung dan melakukan pembelian di sentra produksi lain di luar Jawa yang masih mengalami panen," kata dia, dalam keterangan tertulisnya, di Jakarta, Selasa, 4 September 2018.
Selain itu, risiko yang masih terus dicermati adalah kenaikan harga minyak internasional, terutama dampaknya terhadap harga Bahan Bakar Minyak (BBM) nonsubsidi, dan avtur. Bobot BBM nonsubsidi yang relatif kecil, sehingga dampak terhadap inflasi secara keseluruhan relatif terbatas.
"Di samping itu, harga-harga aneka bumbu kini dalam tren menurun, demikian pula harga telur ayam dan daging ayam ras. Sehingga inflasi dari kelompok pangan, yang mempunyai bobot cukup besar diperkirakan cukup terkendali dan akan berdampak pada terjaganya inflasi secara umum," jelas dia.
Sebelumnya inflasi di DKI Jakarta pada Agustus 2018 tercatat sebesar 0,03 persen (mtm). Capaian tersebut lebih besar jika dibandingkan dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) nasional, yang mengalami deflasi 0,05 persen (mtm).
Dengan perkembangan ini, secara kumulatif, sejak awal tahun 2018 hingga Agustus 2018, inflasi Jakarta baru mencapai 2,2 persen (ytd), atau 3,06 persen (yoy), relatif masih terkendali dan masih selaras dengan target inflasi nasional tahun 2018 sebesar 3,5 plus minus satu persen.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News