"Daging kerbau beku yang kami datangkan beberapa waktu lalu bukan untuk dijual di pasar-pasar tradisional, karena hal itu bisa berdampak negatif bagi pedagang daging sapi segar," katanya di Palu, seperti dikutip dari Antara, Senin, 20 Agustus 2018.
Bulog, kata dia, diberi tugas oleh pemerintah sebagai stabilisator harga pangan di daerah-daerah, termasuk di Provinsi Sulteng. Sebagai BUMN yang mendapat penugasan pemerintah dalam menangani dan mengamankan stok dan harga komoditi-komoditi pangan di daerah, tentu berupaya keras menjaga kestabilam harga di tingkat petani maupun pengecer.
Artinya, harga pangan di tingkat petani jangan sampai jatuh. Begitu halnya harga pangan di tingkat pengecer jangan sampai naik melebihi standar harga yang telah ditetapkan pemerintah.
Salah satu komoditi pangan yang telah ditetapkan standar harga eceran tertinggi (HET) adalah daging sapi dan daging kerbau. HET daging sapi beku ditetapkan pemerintah sebesar Rp80 ribu per kg dan daging kerbau Rp80 ribu per kg.
Sementara harga daging sapi segar dijual para pedagang di pasar-pasar tradisional di Kota Palu saat ini berkisar Rp110 ribu per kg. Harga daging sapi segar di tingkat pedagang terbilang normal.
"Tapi pada waktu-waktu tertentu seperti menjelang hari raya, biasanya harga daging segar bergerak naik," kata dia.
Namun, kenaikan harga daging sapi segar di pasaran Kota Palu masih pada batas kewajaran sehingga pemerintah daerah tidak pernah melaksanakan operasi pasar khusus untuk dagaing sapi segar karena harga masih pada ambang batas toleransi.
Bulog Sulteng mengambil kebijakan dalam rangka menjaga stabilisasi harga daging di pasaran dengan mendatangkan daging kerbau beku langsung dari India sebagai negara penghasil kerbau terbesar di pasar internasional.
Selain itu daging kerbau cukup laris dijual di Kota Palu meski baru dipasarkan oleh Bulog, namun permintaannya cukup tinggi. Beberapa waktu lalu, kata Gutomo, Bulog Sulteng memasok sebanyak enam ton daging kerbau beku asal India dan saat ini sudah terjual cukup banyak, tanpa merincinya.
Jika stok sudah menipis, pihaknya, kata dia akan mendatangkan kembali daging kerbau beku untuk memenuhi kebutuhan pasar di Kota Palu dan kabupaten sekitarnya seperti Donggala dan Sigi. Penjualan daging kerbau beku oleh Bulog dilakukan melalui RPK (Rumah Pangan Kita) dan langsung ke hotel, restoran dan juga para pedagang bakso.
Di Sulteng, ternak kerbau selama ini biasanya disembelih dalam upacara adat atau kematian khusus bagi kalangan komunitas orang Toraja. "Kalau dijual bebas seperti daging sapi tidak ada. Sehingga yang menjual daging kerbau sekarang ini hanya Bulog. Itu pun dijual hanya melalui RPK, hotel, restoran, dan pedagang bakso," pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News