Direktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri Oke Nurwan mengatakan India mencari kemungkinan untuk bisa memasok gula. "Janjinya, speknya sesuai dengan apa yang kita harapkan," kata Oke, di Forum Perdagangan Gula Indonesia-India, Jakarta, Selasa, 17 Juli 2018.
Oke menambahkan gula merupakan komoditas yang strategis dalam bidang perdagangan. Dia menuturkan India meminta jangan ada perbedaan perlakuan dengan tarif impor.
"Tadi sempat disampaikan ada perlakuan yang berbeda oleh Indonesia, di mana gula mereka menjadi kompetitif karena impor tarifnya mencapai 10 persen, sedangkan yang lain, seperti Thailand dan Australia masih lima persen," ucap Oke.
Menurut dia, untuk masalah gula ini harus dibahas dalam tingkatkan pemerintah mengenai masalah mekanismenya.
Sementara itu, Duta Besar India untuk Indonesia Pradip Kumar Rawat mengatakan gula dipilih karena merupakan salah satu komoditas yang saling melengkapi dalam perdagangan India. Selain itu, jumlah total perdagangan di 2017 sudah mencapai USD20 miliar.
Ngototnya India untuk mengimpor gula ke Indonesia dikarenakan mereka melihat kebutuhan masyarakat RI akan gula sangat tinggi. Hal ini didasarkan pada populasi yang terus meningkat.
Dia mengklaim India merupakan negara kedua terbesar produsen gula dan akan mengalahkan Brasil pada tempat pertama.
Pradip menambahkan India pernah mengekspor gula ke Indonesia pada 1950. Namun, pada saat itu banyak isu terjadi dan ekonomi terus berubah.
"Konsumsi bisa naik, tetapi suplai turun kala itu. Kemudian Indonesia menemukan partner lain, sehingga ekspor ini terputus. Kini ingin kita jalin kembali," tukasnya.
Pradip yakin India bisa menjadi pengekspor gula nomor wahid mengalahkan Brasil. Sehingga dia juga cukup yakin Pemerintah Indonesia akan mempertimbangkan untuk mengimpor gula dari India.
Selain gula, India sudah mengekspor daging kerbau dan beras ke Indonesia, sementara mereka mengimpor minyak kelapa sawit dari Indonesia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News