"Tanahnya ada 16,6 ha, kalau so far sudah kita gunakan dana investasi di sini, di atas Rp1 triliun, beli tanah, bangun tower itu. Satu triliun belum semua, totalnya disini," ungkap Head Corporate Finance & Investor Relation Alam Sutera Realty Edward Ariadi Tanuwijaya, di kawasan Kota Ayodhya, Tangerang, Minggu 17 September 2017.
Dana lebih dari Rp1 triliun, bilang Edward, tidak cukup untuk membangun kawasan superblock nan megah di daerah ini. Perseroan masih banyak membutuhkan dana, agar proyek Kota Ayodhya bisa terealisasikan dengan baik.
Dari total 3.300 unit apartemen yang dibangun pada empat tower di Kota Ayodhya, Edward mengaku, perseroan sudah menjual 2.000 unit apartemen. Penjualan itu dari awal pembangunan hingga sampai saat ini.
Grand launching tahap pertama dimulai pada 23 Februari 2014, dan telah terjual lebih dari 1.000 unit apartemen dalam satu tahun. Selang dua bulan kemudian, ground breaking telah dilangsungkan sebagai bentuk prosesi dimulainya pelaksanaan konstruksi di tanggal 16 April 2014. Hanya dalam kurun waktu satu tahun kemudian, proses topping off terjadi di 27 Mei 2015.
"Kini telah 2.000 unit apartemen yang laku, dari total 3.300 unit apartemen yang berada di empat tower. Untuk marketing sales, dari awal sampai sekarang, kita belum bisa kasih tahu, karena harus melihat data, dan tidak bisa kita kira-kira," papar Edward.
Pada tahun ini sendiri, lanjut Edward, Alam Sutera mengalokasikan dana belanja modal atau capital expenditure (capex) sebesar Rp2 triliun. Sebanyak Rp1 triliun untuk dana akuisisi tanah, sedangkan sisanya Rp1 triliun untuk pembangunan konstruksi di setiap proyek yang dimiliki perseroan.
"Kalau sampai satu semester di Juni lalu sudah hampir 45 persen lah kita gunakan capex. Belanja tanah 35 persen, selesainya konstruksi bangunan. Ya akan kita selesaikan, sehingga dana capex bisa terealisasi dengan baik. Budget buat land bank memang besar. Land bank akuisisi," pungkas Edward.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News