Melalui tangan besinya, Eka Tjipta berhasil membangun Sinar Mas Group yang bergerak di berbagai sektor bisnis mulai properti, perkebunan, industri pengolahan, hingga keuangan. Salah satu divisi bisnis yang terkenal dari Sinar Mas Group adalah Asia Pulp & Paper (APP), yang menaungi perusahaan-perusahaan penghasil pulp dan kertas Sinar Mas.
APP yang beroperasi di seluruh Indonesia merupakan salah satu penghasil pulp dan kertas terbesar di dunia, dengan kapasitas produksi sekitar 12 juta ton per tahun. Hingga saat ini, APP masih berdiri kokoh dan menjadi salah satu pemain besar yang terus menyokong kejayaan Sinar Mas Group.
Namun, di tengah kesuksesan Sinar Mas Group, ada kabar duka justru datang. Eka Tjipta Widjaja sebagai pendiri wafat di usia 98 tahun pada Sabtu, 26 Januari 2019, pukul 19.43 WIB, didampingi keluarga dan orang-orang terdekatnya. Managing Director Sinar Mas Gandi Sulistiyanto menyatakan faktor usia dan kesehatan menjadi penyebabnya.
"Faktor usia dan kesehatan menjadi penyebabnya. Jenazah disemayamkan di rumah duka Sentosa, RSPAD Gatot Subroto, Jalan Abdul Rachman Saleh No 24, Senen, Jakarta Pusat," kata Gandi, seperti dikutip dari keterangan resminya, di Jakarta, Senin, 28 Januari 2019.
Jenazah Eka Tjipta rencananya dimakamkan di pemakaman keluarga di Desa Marga Mulya, Kabupaten Karawang, Jawa Barat, pada Sabtu, 2 Februari 2019. "Tanpa mengurangi rasa hormat, ucapan belasungkawa dimohon tidak dalam bentuk karangan bunga. Simpati dan tanda kasih akan didonasikan untuk membantu saudara-saudara kita, korban bencana alam," kata Gandi.
Awal mula Sinar Mas Group terbangun ialah saat Eka Tjipta Widjaja yang ketika itu masih bernama Oei Ek Tjhong, dan baru berusia 15 tahun, berwirausaha menjajakan biskuit dan permen dengan mengendarai sepeda ke penjuru Kota Makassar, Sulawesi Selatan, 3 Oktober 1938.
Karena hanya lulusan sekolah dasar, baginya tak ada harapan dan cita-cita yang terlalu tinggi. Filosofi jujur, menjaga kredibilitas, dan bertanggung jawab, baik terhadap keluarga, pekerjaan maupun terhadap sosial menjadi kompas hidupnya, yang kemudian bermetamorfosis menjadi nilai-nilai luhur Sinar Mas.
Adapun nilai-nilai luhur Sinar Mas tersebut yakni integritas, sikap positif, berkomitmen, perbaikan berkelanjutan, inovatif, dan loyal. Kini sebagai sebuah brand, Sinar Mas menaungi sejumlah perusahaan dengan nilai korporasi dan sejarah yang sama, namun masing-masing dari mereka independen dengan manajemen tersendiri.
Perusahaan-perusahaan tadi, bergerak di sektor pulp dan kertas, agribisnis dan makanan, pengembang dan real estate, jasa keuangan, telekomunikasi dan data, serta energi dan infrastruktur. Belakangan, Sinar Mas juga memasuki pula ranah bisnis digital ventures. Bisnis yang menggurita ini yang membuat nama Sinar Mas Group kian berjaya di Indonesia.
Jika ditarik ke belakang, pada 1968, Eka Tjipta Widjaja mendirikan kilang minyak goreng kopra pertamanya, dengan nama Bitung Manado Oil Ltd di Sulawesi Utara. Namun, dirinya tidak mau berpuas diri dan mulai merambah bisnis pengembang dan real estat dengan PT Duta Pertiwi pada 1972.
Di tahun yang sama, Eka mendirikan pabrik soda kimia yaitu Tjiwi Kimia yang merupakan cikal bakal pabrik kertas pertama Sinar Mas. Kemudian di 1982, Eka Tjipta Widjaja membangun PT Internas Artha Leasing Company. Lalu pada 1986, lewat Sinar Mas Forestry, Eka Tjipta Widjaja mulai mengelola hutan tanaman pertamanya.
Tidak berhenti sampai situ saja. Eka Tjipta Widjaja mendirikan PT Dian Swastatika Sentosa yang didirikan pada 1996 untuk memfasilitasi listrik ke pabrik APP. Berikutnya di 2005, Eka Tjipta Widjaja mengakuisisi Bank Shinta yang setahun kemudian resmi menjadi Bank Sinarmas. Dan pada 2006, Eka Tjipta Widjaja mendirikan PT Smart Telecom.
Di industri properti, publik mengenalnya melalui PT Duta Pertiwi Nusantara. Emiten berkode DUTI ini, misalnya, merupakan pengembang sejumlah kawasan pusat bisnis seperti jaringan mal ITC. Di sektor perumahan, Sinar Mas, di antaranya, mendirikan PT Bumi Serpong Damai, pengembang sejumlah kawasan elite.
Melalui keberhasilannya itu, berkali-kali Eka Tjipta sudah masuk jajaran orang terkaya di Indonesia. Bahkan tahun lalu, Bloomberg Biillonaires Index memasukannya dalam deretan orang yang kekayaannya melonjak paling tinggi, beberapa peringkat di bawah boss Amazon, Jeff Bezos, yang memiliki kekayaan USD149 miliar.
Dalam statistik yang dikumpulkan tersebut, Eka Tjipta masuk 20 orang yang mengalami pertumbuhan kekayaan terbesar selama setahun terakhir. Dia menempati posisi 15 dengan taksiran kekayaannya meningkat 41,8 persen menjadi USD11,4 miliar.
Sementara itu, mantan Menteri Perindustrian Saleh Husin menyatakan, pendiri Sinar Mas Group Eka Tjipta Widjaja merupakan sosok pekerja keras yang keuletannya layak menjadi pedoman bagi berbagai generasi penerus bangsa.
"Beliau orang yang sangat tekun dan pekerja keras. Beliau memulai menjalankan bisnis sejak 81 tahun yang lalu di Makassar (Sulawesi Selatan) dengan berjualan barang kelontong," kata Saleh Husin.
Selain itu, ujar dia, Eka Tjipta merupakan guru yang sangat berhasil dalam mendidik anak-anaknya. "Tentu kami sangat kehilangan seorang panutan. Selamat jalan Bapak Eka Tjipta Widjaja. Namamu akan tetap harum buat generasi penerus," pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News