ilustrasi Medcom.id
ilustrasi Medcom.id

Gaet Konsumen, Toko Daring Wajib Miliki 2 Hal Ini

Nia Deviyana • 04 April 2019 16:30
Jakarta: Head of Marketing & Promotion modest fashion Elzatta Tika Latifani Mulya mengatakan menjamurnya marketplace membuat pelaku usaha terpaksa memutar otak agar bisnisnya tak kalah bersaing. 
 
Dia bilang, ada dua hal yang wajib dimiliki sebuah toko daring agar tidak ditinggalkan oleh konsumen.  Pertama infrastruktur yang mencakup server dan admin yang cepat tanggap.
 
"Pertama infrastrukturnya. Kalau di toko ritel, infrastruktur itu mencakup mesin kasir, display toko, dan lainnya. Tapi kalau toko online, infrastruktur mencakup servernya, harus consumer friendly, adminnya juga harus cepat tanggap sama permintaan konsumen," ujar Tika saat mengisi diskusi bersama Markplus di kawasan Menteng, Jakarta Pusat, Kamis, 4 April 2019.

Kedua, kemampuan memasarkan yang baik, di mana display barang pada website harus terlihat menarik. Terakhir, riset terhadap pasar tidak kalah penting. 
 
Tika menuturkan, kontribusi penjualan online mencapai 3 persen dari total pemasukan. Sementara 97 persen sisanya merupakan kontribusi dari toko ritel yang berjumlah 154 gerai.
 
Adapun ekonomi digital lndonesia semakin menarik dari tahun ke tahun. Riset terbaru Google dan Temasek dalam laporan e-Conomy SEA 2018 menunjukkan ekonomi digital lndonesia pada 2019 diproyeksikan mencapai USD27 miliar atau sekitar Rp391 triliun.
 
Angka tersebut menjadikan transaksi ekonomi digital Indonesia berada di peringkat pertama untuk kawasan Asia Tenggara dengan kontribusi sebesar 49 persen. Salah satu pendorong ekonomi digital, yaitu e-commerce
 
Badan Pusat Statistik menyebut industri e-commerce lndonesia dalam 10 tahun terakhir meningkat hingga 17 persen yang kini mencapai 26,2 juta unit usaha.
 
Di sisi lain, lndonesia Millennial Report 2019 mengungkapkan milenial sangat suka mencari perbandingan harga, fitur, program promo, dan kualitas produk di sejumlah e-commerce sebelum memutuskan membeli suatu barang. Para milenial juga tidak segan merekomendasikan e-commerce atau toko daring favorit mereka kepada teman-teman mereka.
 
Meskipun memiliki potensi besar, e-commerce di Indonesia masih memiliki beberapa tantangan, di antaranya jumlah produk lokal yang masih kalah kuantitas jika dibandingkan dengan impor dan edukasi konsumen tentang transaksi berbelanja online yang aman. Selain itu produk asal Indonesia yang dalam platform e-commerce masih di bawah 10 persen. 
 
“Ini menjadi tantangan bersama agar membuat ekonomi digital tidak hanya besar karena Indonesia sebatas sebagai market,” ujar Ketua Indonesia E-commerce Association (idEA) Ignatius Untung, belum lama ini.
 
Karena itu, idEA ingin memberikan kontribusi besar terhadap pertumbuhan ekonomi melalui aktivitas e-commerce dari setiap platform anggotanya. Selain itu, idEA berkomitmen mengedukasi masyarakat dan para pelaku e-commerce untuk menciptakan transaksi daring yang aman dan nyaman.
 

 

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(Des)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan