"Jumlah ini merupakan penjualan dari 10 investor pemegang izin kuasa pertambangan atau izin usaha pertambangan (IUP) dan satu pemegang perjanjian karya pengusahaan pertambangan batu bara (PKP2B)," kata
Kepala Bidang Pengawasan Tambang Dinas Pertambangan dan Energi Barito Utara Sarifudin di Muara Teweh, Rabu (1/7/2015).
Menurut Sarifudin, harga jual batu bara tersebut mengalami penurunan karena dalam setahun terakhir harga batu bara anjlok sehingga hampir semua perusahaan mengurangi produksi untuk menekan biaya operasi. "Saat ini sejumlah perusahaan tambang batu bara di daerah ini ada yang merumahkan karyawannya karena anjloknya harga batu bara," ungkap dia.
Di samping itu produksi batu bara di kabupaten pedalaman Kalteng itu masih mengalami kendala angkutan karena selama ini mengandalkan transportasi air melalui Sungai Barito.
Ia mengatakan angkutan batu bara sering terhenti atau terkendala akibat kedalaman Sungai Barito yang di atas normal, kapal juga tidak bisa berlayar karena terhalang Jembatan KH Hasan Basri Muara Teweh.
"Selain itu kalau air Sungai Barito yang menurun atau surut hingga menjadi dangkal sehingga tidak bisa dilayari tongkang dan kapal besar seperti yang terjadi saat ini sudah terjadi dalam tiga hari terakhir," kata dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News