Lobster -- ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra
Lobster -- ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra

Pulihkan Stok Lobster, KKP Rekomendasikan Penebaran Ulang Benih

Husen Miftahudin • 04 Februari 2015 19:41
medcom.id, Jakarta: Nelayan Indonesia masih bergantung degan penangkapan bibit lobster dari alam bebas. Hal ini jelas membuat populasi lobster di laut lepas Indonesia semakin menipis. Bahkan, jika tak ditangani secara serius, diprediksi lobster nasional yang berada di laut lepas Indonesia akan habis dalam beberapa tahun ke depan.
 
Melihat hal itu, Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) melalui Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan (Balitbang KP) bergerak cepat untuk memulihkan populasi lobster di laut lepas. Pemulihan populasi tersebut melalui pengelolaan sumberdaya lobster dengan pemulihan stok (stock enchancement) dan konservasi sumber daya lobster dengan penebaran ulang (restocking).
 
"Kegiatan ini merupakan sistem manajemen yang mengintegrasikan antara kegiatan perikanan budidaya dan perikanan tangkap," ucap Kepala Balitbang KP Achmad Poernomo dalam keterangan tertulisnya yang diterima Metrotvnews.com, di Jakarta, Rabu (4/2/2015).

Lebih lanjut, ia menyatakan, perikanan budidaya untuk penyediaan dan pemeliharaan benih (intermediate culture) akan dilakukan hingga ukuran siap tebar serta penyesuaian dengan lingkungan perairan. Sedangkan perikanan tangkap yang meliputi penebaran benih ke laut, sebut dia, akan dilakukan hingga suatu saat ditangkap kembali.
 
"Kegagalan restocking biasanya tidak mempertimbangkan kondisi benih yang masih rentan dan tidak siap ditebar di alam, pemangsaan oleh predator, lingkungan yang tidak sesuai (tidak tersedianya habitat penempelan dan perlindungan serta terbatasnya ketersediaan makanan alami) dan kegiatan penangkapan oleh nelayan setempat. Belum tersedianya benih dari panti pembenihan untuk kegiatan restocking, membuat kegiatan ini menggunakan benih dari alam," ungkap dia.
 
Achmad menambahkan, Hasil penelitian Balitbang KP melalui Pusat Penelitian Pengelolaan Perikanan dan Konservasi Sumberdaya Ikan (P4KSI) di daerah Gunungkidul hinggga Pacitan terdapat penambahan baru (recruitment) bibit lobster sebanyak 50-90 persen, di mana di antaranya berasal dari lobster yang memijah secara lokal dan hanya 25 persen dari luar wilayah.
 
"Kegiatan restocking lobster di perairan Indonesia sangat mungkin dilakukan mengingat benih alami lobster yang melimpah serta tersedianya lokasi yang tepat," papar dia.
 
Kegiatan restocking lobster sebenarnya sudah dilakukan di beberapa negara, seperti Norwegia pada 1990-1994 dengan melepas 18.000-29.000 benih lobster jenis Homarus gammarus yang berumur 7-8 bulan dan memiliki tingkat kelolosan hidup cukup tinggi, antara 50-80 persen disertai tag recovery sekitar delapan persen dan peningkatan landing 50 persen dari total tangkapan.
 
Kegiatan tersebut dapat meningkatkan hasil tangkapan dalam kurun waktu kurang dari 10 tahun, namun tidak terjadi peningkatan jumlah recruitment alami. Pada 1990-an Inggris melakukan restocking lobster lebih dari 90.000 benih di pantai Yorkshire dengan tingkat tag recovery antara 1-4 persen.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(AHL)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan