Pemberian bebas visa, lanjutnya, juga didukung oleh target pemerintah dalam menggaet wisatawan mancanegara (wisman) pada tahun ini. "Kami perkirakan kenaikan wisman akan mencapai 15-20 persen dengan pemberlakuan bebas visa ini," ucapnya melalui sambungan telepon, seperti dikutip Rabu (25/3/2015).
Menurutnya, kebijakan bebas visa sendiri bukan merupakan rencana dari Kemenpar, melainkan langsung datang dari pemerintah pusat. Dia optimistis rencana tersebut bisa direalisasikan secepatnya, yaitu pada bulan April.
Bulan April sendiri menjadi pertimbangan Kemenpar karena menurutnya mereka tidak mau kehilangan momentum mid season, yaitu momentum pertengahan musim dikala libur musim panas sedang berlangsung.
Dengan perkiraan kenaikan 1.000 wisman dari target 10 juta yang diusung Kemenpar tahun ini, akan menambahkan devisa sebesar Rp15 triliun hingga akhir tahun. '"Kita umpamakan 1 wisman akan menghabiskan kira-kira USD1.200 per bulan," tukasnya.
Negara-negara yang rencananya akan diberikan bebas visa nantinya menurut Vincent berdasarkan dari kontribusi mereka selama ini dalam memberikan wisatawan mancanegara bagi Indonesia. Selain itu negara dengan kerja sama perdagangan maupun ekonomi yang baik dengan Indonesia turut dipertimbangkan untuk mendapatkan keuntungan bebas visa.
Sekarang lanjutnya, permasalahannya hanya mengenai hubungan timbal balik atau resiprokal yang akan terjadi dengan pemberlakuan bebas visa. Menurutnya kerja sama antar negara akan berada di ranah Kementerian Luar Negeri.
Meskipun demikian, diakuinya bahwa ada optimisme dalam Kemenpar bahwa hal ini akan segera cepat diberlakukan tanpa mempertimbangkan resiprokal. Pasalnya, himbauan penambahan 30 negara bebas visa berasal dari pemerintah pusat. "Terlebih lagi Presiden Jokowi mengatakan bahwa pariwisata merupakan leading sector bagi pemasukan negara," pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News