"Alasan pertama, belum siapnya masyarakat mengganti tanda tangan ke PIN untuk melakukan transaksi menggunakan kartu kredit," kata Peter ditemui dalam acara outlook perekonomian Indonesia 2015 dan arah kebijakan BI di perpustakaan BI, Surabaya, Sabtu (13/12/2014).
Kedua, belum siapnya perbankan di Indonesia menggantikan alat electronic data capture (EDC) dalam melakukan transaksi kartu kredit. Ketiga, persiapan setiap merchant dalam menyediakan pembayaran kartu kredit.
"Perkembangan pembayaran non tunai sudah cukup bagus, karena di pasar tradisional sudah banyak yang menggunakan EDC ini. Langkah ini bagus untuk kompetisi, karena bisa tingkatkan pembayaran non tunai," ujarnya.
Keempat, BI memiliki pandangan harus ada harmonisasi waktu implementasi PIN enam digit dengan sistem transaksi dan pembayaran ke depan dalam menggunakan kartu kredit.
"Jadi ada 15 juta kartu kredit. Kalau semua disuruh ganti PIN dengan cepat. Waktunya repot dan berdekatan. Jadi kita berikan waktu yang bagus dalam masa pergantian ini," tukasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id