Direktur Eksekutif Next Policy Fithra Faisal Hastiadi menilai gagasan kartu prakerja positif, utamanya untuk memaksimalkan bonus demografi yang dialami Indonesia sampai dengan 2030.
"Layak dilakukan untuk memaksimalkan bonus demografi, caranya dengan mem-preserve (mempertahankan) tenaga kerja kita," ujarnya saat berbincang di acara Metro Pagi PrimeTime di Studio Metro TV, Kedoya, Senin, 7 Oktober 2019.
Fithra melanjutkan model kartu prakerja sebelumnya sudah diterapkan di banyak negara, salah satunya Jerman. Negara maju seperti Jerman saja, kata Fithra, membutuhkan waktu selama sepuluh tahun untuk memperbaiki ekosistem ketenagakerjaan.
"Hasilnya semacam apps untuk menopang ketenagakerjaan seperti Undang-Undang lebih fleksibel, penciptaan pasar, dan sebagainya," paparnya.
Fithra memberikan catatan penting sebelum kartu prakerja diterapkan di Indonesia, yakni penting untuk memperbaiki sektor hulu yang mana menunjukkan tidak adanya kompatibilitas antara kebutuhan industri dengan apa yang diciptakan kampus, vokasi, maupun politeknik.
"Compatibility dan membenahi kurikulum harus dilakukan untuk membentuk ekosistem ketenagakerjaan yang baik. Kalau itu sudah, kita bisa memanfaatkan bonus demografi yang tidak dimiliki negara maju yang sekarang ini mengalami perlambatan ekonomi," pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News