"Kalau komitmen saya ke Presiden kan satu bulan, dari waktu dilantik," kata dia ditemui di Hotel Indonesia Kempinski, Jakarta Pusat, Selasa, 5 November 2019.
Dirinya menambahkan diskusi dengan pihak AS masih berlangsung dan berjalan cukup positif. Meskipun ada persyaratan yang diajukan AS, Mahendra berharap ada kesepakatan yang saling menguntungkan antara kedua pihak.
"Ini bagian dari diskusi dan evaluasi yang biasa jadi ada inilah ada pembahasan yang saya kira wajar saja. Untuk masing-masing pihak kan tentu ada kepentingan langsung, tapi ada kepentingan bersama yang win-win, saya rasa wajar," jelas dia.
Selama proses negosiasi ini, sejumlah produk masih bisa mendapatkan fasilitas pembebasan tarif bea masuk nol persen dari AS. Dengan begitu, Mahendra memastikan tidak ada produk yang fasilitas GSP-nya ditunda sementara.
"Jadi sebenarnya yang kami harapkan untuk segera selesai supaya (fasilitas GSP) permanen, tetapi kalaupun begitu mereka tetap dapat sambil kami melakukan review," pungkasnya.
Saat ini ada lima produk yang berhasil mendapatkan kembali fasilitas GSP, yaitu plywood bambu laminasi (HS 44121005); plywood kayu tipis kurang dari 66 mm (HS 44123141155); bawang bombai kering (HS 09082220); sirup gula, madu buatan, dan karamel (HS 17029052); serta barang rotan khusus untuk kerajinan tangan (HS 46021223).
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News