"Tapi enggak mudah juga karena investasinya juga enggak kecil, makanya saya gelar diskusi bareng di sini," ujar Basuki di kantor PUPR, Jakarta, Jumat, 2 Agustus 2019.
Untuk membahas ini, Basuki mengumpulkan aspirasi dari Badan Usaha Jalan Tol (BUJT), Masyarakat Transportasi Indonesia, Asosiasi Jalan Tol, dan Pengelola Rest Area Indonesia, dan sosiolog Imam Prasodjo. "Kita ingin pengelolaan jalan tol ke depan berkrlanjutan, nyaman, dan aman sehingga orang berkendara bisa lebih selamat," imbuhnya.
Basuki menginginkan nantinya rest area tidak sekadar jadi tempat peristirahatan dan pengisian bahan bakar, tetapi juga meningkatkan fungsi ekonomi masyarakat dengan mendorong hadirnya brand lokal.
"Kita dorong ada brand lokal seperti sate maranggi, pecel madiun, gudeg Yogyakarta, dan kopi-kopi lokal. Kita mau dorong brand lokal sampai 70 persen," tuturnya.
Sebelumnya, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi juga berencana memaksimalkan rest area agar lebih berkontribusi terhadap perekonomian.
"Kita ingin meningkatkan fungsi kota di sekitar rest area sebagai tempat yang hidup. Sehingga pemudik yang berhenti tidak hanya sebatas ishoma, kalau perlu tinggal di hotel. Akan kita rencanakan dan dibahas mulai sekarang," jelas Budi.
Sejauh ini, lanjut Budi, saran dari masyarakat berkaitan dengan rest area yaitu jumlah toilet wanita harus lebih banyak dari toilet pria. "Serta tindakan tegas bagi pengemudi yang parkir di bahu jalan," pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News