Ilustrasi (MI/PALCE AMALO)
Ilustrasi (MI/PALCE AMALO)

Progres Konstruksi Pelabuhan Kijing Baru 7,6%

Ilham wibowo • 17 Mei 2019 06:29
Jakarta: Pelabuhan Kijing di Kabupaten Mempawah, Kalimantan Barat (Kalbar), saat ini telah memasuki pengerjaan konstruksi tahap satu. Rencana yang masuk proyek strategis nasional ini ditargetkan bisa beroprasi pada awal 2020.
 
Direktur Teknik PT Pelindo II (Persero) atau IPC Dani Rusli mengatakan, Pelabuhan Kijing yang diproyeksikan menjadi salah satu dari tujuh hub utama di Indonesia ini akan memiliki lima kilometer panjang dermaga. Pada tahap satu, penyesaian difokuskan pada satu km dermaga untuk menampung 950 ribu teus atau peti kemas per tahun.
 
Terminal Kijing yang diproyeksikan menjadi pelabuhan berstandar internasional terbesar di Kalimantan ini juga mengakomodasi multipurpose. Pada tahap satu direncanakan bisa menampung 500 ribu ton per tahun dan bertambah dua kali lipat pada tahap selanjutnya.

"Fokus yang akan kita bangun adalah terminal peti kemas dan multipurpose, adapun latar belakang pembagunan ini adalah kapasitas pelabuhan Pontianak yang saat ini sudah mendekati tahap jenuh," kata Dani saat acara buka puasa bersama wartawan di Hotel Doubletree Jakarta Pusat, Kamis, 16 Mei 2019.
 
Konstruksi terminal sedang berjalan pada tahap produksi tiang pancang yang dimulai dibuat sejak April 2018. Secara paralel, IPC juga melakukan pengadaan peralatan senilai Rp300 miliar agar bisa langsung berfungsi begitu dermaga jadi.
 
"Ada 360 kilometer tiang pancang sudah diproduksi, sekarang lagi dipancang dengan tujuh alat dan rencananya akan selesai beberapa bulan kedepan. Perbaikan tanah yang lemah juga diperkuat agar bisa menampung peti kemas," paparnya.
 
IPC tercatat telah menyiapkan dana Rp5 triliun untuk seluruh tahap pembangunan Pelabuhan Kijing. Progres pengadaan lahan untuk luasan 200 hektare (ha) saat ini sudah selesai 140 ha. Sisa pengadaan lahan pun direncanakan rampung pada triwulan mendatang.
 
"Secara fisik progres baru 7,6 persen, ini biasa dalam proyek karena di awal ada hambatan berkaitan dengan masalah metodologi," ungkapnya.
 
IPC telah memperoleh konsesi pembangunan dan pengusahaan jasa Kepelabuhanan Kijing selama 69 tahun. Pemerintah memberikan penugasan berdasarkan Peraturan Presiden No 43/2017 tentang Percepatan Pembangunan dan Pengoperasian Terminal Kijing Pelabuhan Pontianak di Kalimantan Barat.
 
Berdasarkan studi kelayakan, lokasi pelabuhan tepat berada di Selat Karimata yang menjadi penghubung Sumatra dan Kalimantan. Lokasi ini dinilai strategis lantaran berdekatan dengan Singapura, Selat Malaka dan Laut Natuna Utara sebagai transit bahan bakar kapal.
 
Lebih lanjut, administrasi pengajuan proposal Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) tengah diproses secara paralel. Status KEK nantinya akan difungsikan menjadi daerah asal kargo khususnya bagi produk olahan mineral dan komoditas perkebunan seperti kelapa sawit dan karet.
 
Selain itu, pihak IPC telah sepakat dengan PT Antam (Persero) bersama PT Indonesia Asahan Aluminium (Inalum) dan investor asal Tiongkok dalam mendirikan pabrik smelter alumina di Mempawah. Kesepakatan juga telah terjalin dengan pabrik-pabrik pengolahan kelapa sawit di Kalbar untuk memasarkan hasil produksinya lewat Pelabuhan Kijing.
 
"Pengerjaan kawasan ekonomi khusus dilakukan secara bertahap bersamaan dengan proses perencanaan untuk relokasi Jalan Nasional Sei Mempawah dan aset lainnya," tutupnya.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(ABD)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan