Menko Perekonomian Darmin Nasution. (FOTO: MTVN/Husen Miftahudin)
Menko Perekonomian Darmin Nasution. (FOTO: MTVN/Husen Miftahudin)

Darmin: Pembenahan Komoditas Karet Harus Dilakukan Menyeluruh

Husen Miftahudin • 25 Agustus 2016 18:33
medcom.id, Jakarta: Pemerintah bersama Gabungan Perusahaan Karet Indonesia (Gapkindo) harus membenahi permasalahan yang terjadi pada komoditas karet secara menyeluruh. Industri hulu dan hilir masih dirasa tak mampu membuat gerak harga karet membaik.
 
Hal tersebut diakui Menteri Koordinator bidang Perekonomian Darmin Nasution. Menurut dia, permasalahan karet dimulai dari sektor hulu. Peremajaan melalui revitalisasi penanaman kembali tanaman yang sudah tua menjadi penting untuk menggenjot kualitas produksi karet yang baik.
 
"Kita tidak bisa melihat masalah karet ini secara parsial, kalau berpikir secara parsial maka akan kalah dari negara lain. Dia harus komprehensif dan diselesaikan bersama-sama dan tidak bisa hanya fokus di tengah hingga hilirnya tanpa menyelesaikan pokok permasalahan di sektor hulu," kata Darmin di Hotel Fairmont, Jalan Asia Afrika, Jakarta Pusat, Kamis (25/8/2016).

Peremajaan karet harus menjadi langkah konkret karena usia tanaman di perkebunan karet Indonesia sudah terlalu tua. Gapkindo bersama pemerintah juga harus mengambil inisiatif untuk mendorong peremajaan karet.
 
"Kita tidak berharap hanya dunia usaha yang mampu menyelesaikan masalah karet semuanya, ini juga bagian dari tanggung jawab pemerintah. Tentu saja, pemerintah akan maju di depan karena dengan bersama kita bisa menyelesaikan masalah ini," tuturnya.
 
Sementara di sisi hilir, perlu juga ada inovasi untuk melakukan percepatan penyerapan di tengah melimpahnya produksi. Salah satu dorongan hilirisasi yang mampu menyerap karet adalah menggenjot industri karet.
 
Darmin menjelaskan bahwa karet bisa digunakan untuk bahan campuran dalam pembuatan asphalt. Meski harganya lebih mahal 20 persen, namun asphal dengan campuran kare ini memiliki daya tahan lebih baik ketimbang asphalt biasa.
 
"Daya tahannya 50 persen lebih baik dibanding asphalt biasanya. Hilirisasi karet juga bisa digenjot untuk kebutuhan lainnya seperti di kereta api dan pelabuhan yang mana beberapa bagiannya bisa menggunakan produk karet dari dalam negeri," ungkap dia.
 
Artinya, di sektor hulu harus disiapkan replanting, sedangkan di hilir harus mendorong lahirnya industri pengolah. Tanpa itu, tak akan mudah memperbaiki situasi karet yang cukup menekan para petani, apalagi 85 persen produksi karet Indonesia dipasok dari perkebunan rakyat.
 
"Apabila kita bersama-sama menata di hulu lewat peremajaan, kemudian di hilir kita lakukan hilirisasi maka kita akan bisa atasi masalah ini. Tentu diawali kerjasama dengan negara-negara produsen yang lain. Dengan begitu, saya yakin karet akan menjadi salah satu pilar penting dalam pengentasan kemiskinan di Indonesia," tutup Darmin.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(AHL)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan