UMKM  (ANT/Aditya Pradana Putra).
UMKM (ANT/Aditya Pradana Putra).

UMKM Belum Berkontribusi ke Perekonomian Kawasan Timur Indonesia

07 November 2016 14:50
medcom.id, Manado: Sektor usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) perlu lebih didorong dan dikembangkan di Kawasan Timur Indonesia untuk memacu pertumbuhan ekonomi di kawasan tersebut.
 
Pertumbuhan UMKM penting karena sektor padat modal belum mampu menjawab pengangguran, kemiskinan dan ketimpangan pendapatan di wilayah tersebut.
 
Sekretaris Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Lukita Dinarsyah Tuwo menuturkan struktur pertumbuhan ekonomi di Kawasan Timur Indonesia (KTI) masih didominasi sektor yang padat modal.

Sedangkan sektor-sektor yang berbasis sumber daya alam dan banyak menyerap tenaga kerja, relatif lambat pertumbuhannya.
 
Selain itu, pertumbuhan ekonomi KTI masih didominasi sektor konsumsi sehingga tidak menciptakan nilai tambah yang tinggi di mana peran sektor investasi masih belum kuat, khususnya industri.
 
"Di KTI, pertumbuhan ekonomi juga belum sepenuhnya mampu menjawab tantangan sosial, yaitu  penurunan kemiskinan, tingkat pengangguran,  dan ketimpangan pendapatan," jelas dia dikutip dari Antara, Senin (7/11/2016).
 
Lukita menilai hal tersebut disebabkan pertumbuhan didominasi oleh usaha besar dengan penyerapan tenaga kerja yang relatif sedikit dan keterkaitan dengan UMKM terbatas, sehingga ekonomi rakyat kurang berkembang.
 
Menurut dia, dengan melihat situasi tersebut, sangat relevan dan penting ekonomi rakyat dan UMKM lebih diperkuat dan didorong di wilayah Indonesia Timur, baik oleh Pemerintah Pusat maupun Pemerintah  Daerah.
 
"Harus ada keterkaitan yang erat antara  industri dan ekonomi rakyat. Dan ini dapat dilakukan pada industri berbasis komoditi pertanian dan perikanan, seperti kelapa, coklat, ikan dan rumput laut serta industri parawisata dan ekonomi kreatif," ujar Lukita.
 
Ia mencontohkan rumput laut yang mempunyai potensi besar untuk dikembangkan, khususnya di kawasan Sulawesi bagian Tengah dan Nusa Tenggara.
 
Pemanfaatan rumput laut juga dinilai beragam. Menurut Lukita, harus dapat ditegaskan bahwa produksi rumput laut dilakukan oleh usaha rakyat, yaitu para nelayan atau UMKM dengan batasan luasan tertentu.
 
Sedangkan usaha menengah dan besar dapat membuka industri yang mengolah bahan baku rumput laut tersebut dengan nilai tambah yang lebih.
 
"Keterkaitan ini yang harus kita bangun. Dan kita harus berani menegaskan urusan ini adalah hanya untuk usaha rakyat dan UMKM.  Hal yang serupa dapat dilakukan dengan komoditi lain seperti kelapa, coklat dan perikanan," pungkas Lukita.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(SAW)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan