"Sisi positifnya adalah itu artinya untuk pertumbuhan berikutnya," ujar Enggartiasto, di Gedung Kemenko Perekonomian, Jakarta, Selasa, 15 Mei 2018.
Sebelumnya, Badan Pusat Statistik (BPS) menjelaskan nilai neraca perdagangan Indonesia pada April 2018 mengalami defisit USD1,63 miliar. Hal tersebut karena nilai ekspor lebih rendah USD14,47 miliar dari impor yang mencapai USD16,09 miliar.
Kepala BPS Suhariyanto menjelaskan, ekspor tersebut berasal dari produk non-migas yang mengalami penurunan sebesar 6,80 persen atau turun sebesar sebesar USD13,28 miliar dan ekspor migas yang turun sebesar 11,32 persen atau USD1,19 miliar.
Sementara itu, impor yang mengalami kenaikan signifikan berasal dari produk nonmigas yang naik sebesar 12,68 persen atau USD13,77 miliar. Kemudian produk migas sebesar 3,2 persen USD2,32 miliar.
"Dengan menggabungkan total ekspor dan impor tersebut maka neraca perdagangan ini di luar ekspektasi, yaitu mengalami defisit USD1,63 miliar. Jadi neraca perdagangan pada April ini kembali defisit," tambahnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id