Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional Kementerian Perdagangan Arlinda. (FOTO: Medcom.id/Ilham Wibowo)
Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional Kementerian Perdagangan Arlinda. (FOTO: Medcom.id/Ilham Wibowo)

Mengejar Peluang Ekspor Lewat Trade Expo Indonesia

Ilham wibowo • 19 September 2018 18:55
Tangerang: Perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dan Tiongkok perlu dimanfaatkan dengan menambah produk orientasi ekspor. Pengusaha di Indonesia punya peluang lebar mengisi kebutuhan produk yang terhambat di dua negara besar itu.
 
Upaya peningkatan ekspor pun didorong melalui pameran dagang skala internasional terbesar di Tanah Air atau Trade Expo Indonesia (TEI) ke-33. Gelaran pada 24-28 Oktober 2018 di Indonesia Convention Exhibition (ICE) BSD, Tangerang, Provinsi Banten ini sebagai cara untuk terus meningkatkan pertumbuhan ekonomi nasional ke pasar dunia.
 
"Penyelenggaraan TEI 2018 ini merupakan salah satu peluang untuk terus meningkatkan ekspor sehingga ekonomi dapat terus tumbuh," ujar Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional Kementerian Perdagangan (Kemendag) Arlinda saat paparan publik di ICE-BSD, Tangerang, Banten, Rabu, 19 September 2018.

Arlinda menuturkan TEI 2018 ini ditargetkan dapat mencetak transaksi sebesar USD1,5 miliar. Pembeli dari mancanegara bakal didatangkan sebanyak mungkin melalui kerja sama dengan Kementerian Luar Negeri, atase perdagangan, serta Indonesian Trade Promotion Center (ITPC).
 
"Apalagi di tengah kondisi ekonomi global yang tidak menentu, di tengah perang dagang antara AS dan Tiongkok, kita harus dapat melihat dan memanfaatkan setiap peluang untuk mendorong ekspor. Diharapkan TEI 2018 dapat dimanfaatkan untuk memasuki pasar kedua negara tersebut," ungkapnya.
 
TEI 2018 juga ditargetkan dapat diikuti 1.110 peserta pameran dan dihadiri lebih dari 28 ribu pengunjung. Adapun pembeli yang sudah terdaftar berasal dari dari 60 negara, di antaranya yaitu Nigeria, Tiongkok, India, Aljazair, Arab Saudi, Jepang, Uni Emirat Arab, Kamboja, Suriname, dan Amerika Serikat.
 
Para pembeli internasional juga dapat mengeksplorasi peluang kerja sama dengan mitra bisnis prospektif dan berinteraksi dengan petinggi Pemerintah Indonesia, pemimpin bisnis, dan para pelaku usaha guna mendapatkan wawasan tentang peluang bisnis di Indonesia.
 
"Sebagaimana yang telah disampaikan oleh Mendag, diharapkan agar para peserta TEI benar-benar merupakan pelaku bisnis yang sungguh-sungguh memiliki keinginan dan kemampuan untuk melakukan bisnis internasional, baik secara produksi dan manajemen telah siap dan mampu memasuki pasar ekspor. Begitu juga dengan buyer yang akan hadir, diharapkan merupakan para buyer potensial dan sungguh-sungguh ingin menjalin kerja sama bisnis dengan Indonesia," paparnya.
 
Seperti pada tahun sebelumnya, seluruh pembiayaan penyelenggaraan TEI 2018 murni dari pihak swasta yaitu dari pihak jasa penyelenggara yang akan mengelola dari restribusi kepesertaan TEI 2018. Pemerintah daerah pun diajak membawa pebisnis lokal untuk juga hadir di TEI 2018.
 
"Harapannya, agar produk Indonesia dapat dipasarkan lebih luas lagi, baik di pasar domestik maupun internasional, sehingga hal ini juga mendorong penggunaan produk Indonesia di dalam negeri," tandasnya.
 
Hingga saat ini, tercatat telah ada 2.753 permintaan terhadap berbagai kategori produk Indonesia pada TEI 2018. Permintaan terbesar sejauh ini adalah untuk produk manufaktur dan jasa; furnitur, dekorasi, dan perabotan taman; industri kreatif; makanan dan minuman; fesyen, gaya hidup, dan kecantikan, industri strategis, serta investasi dan jasa.
 
 
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(AHL)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan