Menurut dia, bisnis ibadah haji dan umrah bisa mendukung kepentingan nasional seperti promosi di luar negeri. Oleh karena itu, dirinya mengajak penyedia jasa perjalanan haji dan umrah tidak hanya kampanye soal ibadah saja tetapi juga mengampanyekan Indonesia di Arab Saudi.
"Kelihatannya kita perlu mendorong pelaksanaan haji umrah kita atau travelnya jangan cuma mengkampanyekan orang untuk umrah atau haji tapi juga undang orang Saudi ke Indonesia sehingga neraca (dagang) jangan pincang lah," kata dia dalam Milad Ikatan Ahli Ekonomi Islam Indonesia (IAEI) di Hotel Bidakara, Jakarta Selatan, Rabu, 6 Maret 2019.
Darmin menceritakan pengalamannya saat bertemu kelompok jemaah umrah asal Indonesia. Menurutnya para jemaah itu banyak menggunakan barang yang bukan buatan Indonesia, padahal mereka bisa menjadi agen untuk memasarkan produk nasional.
"Tasnya itu kan bagus-bagus keren-keren tampilan dan warnanya ketika ditanya itu buatan mana disebut buatan Tiongkok semua. Masa kita enggak bisa mengumpulkan energi dan dana membangun industri untuk itu. Sehingga tidak memperparah defisit kita terhadap Tiongkok," jelas dia.
Dirinya menambahkan, upaya menggerakan sektor riil merupakan bagian dari meningkatkan ekonomi dan keuangan syariah nasional. Oleh karena itu, bisnis perjalanan haji dan umrah juga bisa berperan bagaimana mengangkat perekonomian dalam negeri.
"Jadi ya bisnis syariah itu untuk haji dan umrah dan lain-lain itu bukan hanya untuk kepentingan atau standarnya tidak hanya diukur untuk pengguna jasa haji dan umarah tapi juga untuk kepentingan nasional," pungkasnya.
Pertumbuhan dan penerimaan devisa dari sektor pariwisata Indonesia terus meningkat sejak 2015. Menteri Pariwisata Arief Yahya menegaskan Indonesia merupakan negara dengan pertumbuhan pariwisata tercepat nomor sembilan di dunia.Sedangkan di Asia berada pada peringkat 3. Di ASEAN, Indonesia bahkan menempati posisi pertama.
"Pertumbuhan pariwisata Indonesia Januari-Desember 2017 mencapai 22 persen. Angka ini di atas rata-rata pertumbuhan turisme dunia 6,4 persen dan ASEAN tujuh persen," kata Arief dalam diskusi di kantor Kementerian Sekretariat Negara, Jakarta Pusat, Selasa, 23 Oktober 2018.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News