Direktur Konsumer PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) atau BRI Handayani mengatakan Finraya akan menjadi pengelola resmi LinkAja. Integrasi uang elektronik Himbara ditargetkan selesai pada April 2019. "Iya April nanti," kata Handayanim ditemui di Kantor BRI, Rabu sore, 27 Februari 2019.
Namun demikian, Handayani belum bisa menyebut persentase dari saham-saham yang ada dalam Finraya tersebut. Ia hanya mengatakan pembagian saham Finraya belum rampung karena saat ini masih dilakukan pengembangan LinkAja yang melibatkan banyak BUMN.
"Begini, sebenarnya di LinkAja itu kita membuat ekosistem pembayaran untuk mendorong transaksi basic needs. Mulai dari transportasi, pembelian bahan bakar kendaraan, komunikasi, data dan sebagainya. BUMN terkait basic needs kita ajak untuk jadi pemegang saham," jelas Handayani.
Saat ini Himbara beserta BUMN terkait masih melakukan pengkajian nilai valuasi dan komposisi pemegang saham di Finarya. Dalam pembentukan LinkAja, Himbara andil dengan memindahkan pengguna dompet digital ke LinkAja.
Kedepannya, pengembangan LinkAja tidak terbatas uang elektronik saja tetapi juga menghubungkan kartu debit dan kartu kredit untuk melakukan pembelian atau isi ulang (top up) LinkAja. Namun, ia menegaskan, untuk tahap pertama BUMN akan membenahi ekosistem pembayaran LinkAja.
"Banyak pengembangan dari beberapa bisnis model. Kedepannya tidak terbatas dalam uang elektronik, mungkin nanti untuk peer to peer lending dengan skema kerja sama. Tapi ini masih belum ya," ujar Handayani.
Seperti diketahui, dikutip dari keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI) PT Telkomsel Selular, anak usaha dari PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM) telah melakukan penyertaan modal non tunai (inbreng) kepasa Finraya dan melakukan perubahan layanan uang elektronik Tcash menjadi LinkAja.
Atas pengalihan tersebut, Tcash yang sebelumnya dikelola Telkomsel akan dikelola oleh Finraya. Pengalihan tersebut efektif sejak 22 Februari 2019 lalu. Artinya Telkomsel menjadi pemegang saham mayoritas di Finraya dengan komposisi kepemilikan saham 99,99 persen dari seluruh saham.
Kendati demikian, Handayani menyatakan, saat ini pembagian saham Finraya belum rampung lantaran pengembangan LinkAja akan melibatkan lebih banyak BUMN.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News