Ilustrasi lokapasar. Foto: Medcom.id.
Ilustrasi lokapasar. Foto: Medcom.id.

Bahaya Aplikasi TEMU Jika Lolos Masuk Indonesia versi Kemenkop UKM

M Rodhi Aulia • 02 Oktober 2024 18:02
Jakarta: Kementerian Koperasi dan UKM (Kemenkop UKM) terus berupaya menghalau masuknya aplikasi TEMU, platform e-commerce asal Tiongkok, ke Indonesia. Kemenkop UKM membeberkan daftar bahaya aplikasi tersebut.
 
Staf Khusus Menteri Bidang Pemberdayaan Ekonomi Kreatif Kemenkop UKM, Fiki Satari, menyatakan bahwa aplikasi TEMU bisa menghadirkan ancaman serius bagi pelaku UMKM Indonesia.
 
Baca juga: Pameran E-Commerce China-Indonesia Resmi Dibuka di Jakarta

Sejak 2022, TEMU telah mencoba mendaftarkan mereknya di Indonesia sebanyak tiga kali, namun terus ditolak oleh Direktorat Jenderal Hak Kekayaan Intelektual (DJKI). Meski demikian, Kemenkop UKM menegaskan bahwa upaya pencegahan ini tidak boleh lengah. 
 
Kolaborasi dengan berbagai kementerian dan lembaga terkait akan terus dilakukan untuk memastikan aplikasi TEMU tidak merusak ekosistem UMKM yang menjadi tulang punggung perekonomian Indonesia.
 
"Jika TEMU sampai masuk ke Indonesia, ini akan sangat membahayakan UMKM dalam negeri. Apalagi platform digital dari Cina ini bisa memfasilitasi transaksi secara langsung antara pabrik di Cina dengan konsumen di negara tujuan. Ini akan mematikan UMKM," ujar Fiki, Rabu 2 Oktober 2024.

Berikut Daftar Bahaya Aplikasi TEMU Menurut Kemenkop UKM:

1. Menghilangkan Peran UMKM Lokal 


TEMU mengadopsi model bisnis factory-to-consumer (F2C), di mana produk dijual langsung dari pabrik di Tiongkok ke konsumen tanpa melalui perantara lokal seperti penjual, reseller, atau dropshipper. Hal ini akan mematikan banyak pelaku usaha kecil menengah di Indonesia yang selama ini mengandalkan model bisnis reselling dan dropshipping.

2. Harga Produk yang Terlalu Murah 


Produk di TEMU dijual dengan harga yang jauh lebih murah karena platform tersebut memberikan subsidi besar-besaran untuk produknya. Kondisi ini membuat produk-produk lokal tidak mampu bersaing dari segi harga, mengingat biaya produksi di Tiongkok yang jauh lebih rendah.

3. Ekspansi Agresif ke Asia Tenggara 

TEMU telah berhasil masuk ke pasar Amerika Serikat dan Eropa. Kini, aplikasi tersebut mulai ekspansi ke Asia Tenggara, termasuk negara tetangga seperti Thailand dan Malaysia. Kemenkop UKM memastikan pihaknya akan terus mengawal agar TEMU tidak masuk ke Indonesia.
 
"Mereka sudah masuk ke Amerika Serikat (AS) dan Eropa, bahkan sekarang sudah mulai ekspansi ke Kawasan Asia Tenggara, khususnya di negara tetangga seperti Thailand dan Malaysia. Maka kita harus terus kawal agar tidak masuk ke Indonesia," lanjut Fiki.

4. Potensi Mematikan Pasar Lokal 

Aplikasi ini berpotensi menciptakan ketergantungan pada produk impor dan membuat produk lokal kehilangan pangsa pasarnya. Produk UMKM Indonesia yang selama ini menjadi tulang punggung ekonomi bisa tergerus oleh kehadiran barang-barang murah dari luar negeri.

Viral di Media Sosial

Isu mengenai bahaya aplikasi TEMU ini mencuat setelah sebuah presentasi yang disampaikan oleh narasumber pada E-Commerce Expo menjadi viral di media sosial. Dalam cuitan tersebut, narasumber menjelaskan secara rinci ancaman yang dapat ditimbulkan oleh TEMU terhadap perekonomian lokal. 
 
Banyak pengguna X turut mengungkapkan kekhawatirannya terkait potensi masuknya TEMU ke Indonesia, dan menyoroti pentingnya perlindungan bagi pelaku usaha kecil di dalam negeri.
 


 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(DHI)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan