"Kenaikkan untuk tarif ekonomi ini harus dilakukan untuk menutupi membengkaknya biaya operasional akibat kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) dan kurs dolar AS," kata Direktur Utama PT Pelni Syahril Japarin saat jumpa pers di Jakarta, Senin (12/5/2014).
Syahril menuturkan, biaya pokok operasional kapal naik sebesar 83 persen pada 2013 dibanding tahun sebelumnya. Kenaikan itu salah satunya karena kenaikkan harga BBM bersubsidi pada 2013, dari Rp4.500 jadi Rp5.500 per liter.
Biaya konsumsi BBM mencakup 55 persen, disusul biaya penyusutan 12 persen dan pemeliharaan 11 persen. Selain BBM, kata Syahril seperti ditulis Antara, kenaikan kurs dollar membuat harga komponen dan pergantian suku cadang kapal membengkak.
Akibat kenaikan ini, tarif rute pendek seperti Tanjung Priok ke Belawan naik dari Rp 346 ribu menjadi Rp 408 ribu. Sedangkan tarif rute terjauh, seperti Ambon ke Pantoloan, naik dari Rp 314 ribu menjadi Rp 501 ribu.
Syahril mengklaim, kenaikan tarif ekonomi ini sesuai Peraturan Menteri Perhubungan No.16 Tahun 2014 tentang Tarif Batas Atas Angkutan Penumpang Laut Kelas Ekonomi. Ia memperkirakan, pendapatan perusahaan akan naik 10 persen pada 2014, dari pendapatan 2013 sebesar Rp2,4 triliun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News