"Kenaikan NTP subsektor perkebunan tersebut dipicu oleh indeks yang diterima petani (lt) naik sebesar 2,35 persen," kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bali Adi Nugroho, seperti dikutip dari Antara, di Denpasar, Senin (4/7/2016).
Ia mengatakan, sedangkan indeks yang dibayar petani (lb) mengalami kenaikan lebih rendah yakni 0,36 persen. Beberapa komoditas perkebunan yang memberikan andil atas naiknya indeks yang diterima petani antara lain kakao, kelapa, kopi dan biji jambu mete.
"Di sisi lain kenaikan indeks yang dibayar petani dipengaruhi oleh naiknya indeks konsumsi rumah tangga sebesar 0,51 persen serta Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal (BPPBM) turun 0,16 persen," tuturnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Buleleng Ketut Nerda menjelaskan, produksi cengkeh di 2015 sebanyak 4.907 ton dengan produktivitas 632,82 kilogram per hektare atau 80,35 persen dari total produksi cengkeh di Provinsi Bali sebesar 5.871 ton.
"Produksi tersebut menurun sebanyak 363,36 ton dibandingkan dengan produksi cengkeh pada 2014 mencapai 5.270,75 ton dan mampu memproduksi 670,81 kilogram per hektare," pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News