Illustrasi Lada. ANTARA FOTO Joko Sulistyo.
Illustrasi Lada. ANTARA FOTO Joko Sulistyo.

Produsen Lada Terbesar Kedua, Indonesia Masih Perlu Riset Lada

Annisa ayu artanti • 08 Agustus 2016 12:57
medcom.id, Jakarta: Kementerian Perdagangan (Kemendag) menyatakan meskipun Indonesia menjadi negara produsen lada terbesar kedua setelah Vietnam, masih banyak tantangan yang harus dihadapi untuk menghasilkan lada yang memilki kualitas premium.
 
Direktur Jenderal Perundingan Perdagangan Internasional, Kemendag, Iman Pambagyo mengatakan, saat ini Indonesia menduduki peringkat kedua dunia dalam memproduksi lada. Namun, Indonesia masih membutuhkan banyak riset untuk mendapatkan lada-lada premium. Kualitas itu akan meningkatkan mutu lada Indonesia di dunia internasional.
 
"Indonesia sebagai produsen lada terbesar kedua setelah vietnam. Dalam kegiatan ini juga ada presentasi beberapa paper dari beberapa akademi riset berbagai aspek dari lada seperti bagaimana meningkatkan kualitas lada misalnya, kemudian untuk mendapatkan lada premium," kata Iman saat ditemui dalam acara Internatonal Pepper Communitu (IPC), di Hotel Merlynn Park, Jalan KH Wahid Hasyim, Jakarta, Senin (8/8/2016).

Iman menjelaskan, saat ini, komoditas lada dalam negeri cukup stabil. Namun, ada beberapa variabel yang bisa menjadi kendala dan memberi dampak buruk terhadap kualitas lada seperti iklim dan kondisi strukur tanah. Oleh karena itu perlu ada pengembangan khusus agar varietas lada menjadi lebih kuat.
 
"Bagaimana mengembangkan varietas lebih baik untuk lada. itu sangat didukung oleh riset institut dan perkemabangan dunia," ungkap dia.
 
Lebih lanjut, Iman menambahkan, produksi lada Indonesia hampir sebagian besar berpengaruh terhadap pasokan lada dunia. Sekitar 75 persen dari produksi lada dalam negeri diekspor keberbagai penjuru dunia seperti Amerika Serikan dan Eropa. Dia mengaku sangat dibutuhkan jenis lada premium agar negara-negara tersebut terus menerima lada Indonesia.
 
"Bagaimana kita produksinya semakin baik, kualitas meningkat dan suplai mencukupi, karena sejalan dengan pertumbuhan penduduk dunia, permintaan lada juga meningkat," pungkas dia.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(SAW)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan