Ketua Umum APPI Suwandi Wiratno tidak menampik tingkat NPF di industri perusahaan pembiayaan mengalami peningkatan sejalan dengan situasi dan kondisi ekonomi Indonesia yang tengah tidak menentu sekarang ini. Namun, kenaikan itu dinilai masih dalam batas yang wajar.
"Memang NPF perusahaan pembiayaan naik dan berada di 2, 4 persen. Bulan-bulan sebelumnya secara average berada di 1,28 persen. Tapi, kenaikan ini tidak dibarengi dengan kenaikan pinjaman domestik," ungkap Suwandi, di Hotel Intercontinental, di Jakarta, Kamis (29/9/2016).
Ia mengklaim utang di industri perusahaan pembiayaan turun sekitar 22 persen. Bahkan, sejumlah perusahaan pembiayaan telah konsisten untuk menyelesaikan kewajibannya itu. Artinya, kondisi kesehatan industri perusahaan pembiayaan terbilang positif dan diharapkan hal ini bisa terus terjadi di masa mendatang.
"Memang ada penurunan laba dan lainnya. Tapi sejumlah perusahaan pembiayaan masih mampu menyelesaikan kewajibannya itu," tegas Suwandi.
Menurutnya yang berbahaya adalah ketika aset tidak mengalami kenaikan dan piutang pembiayaan juga tidak mengalami kenaikan. Hal ini akan memiliki pengaruh terhadap kondisi likuiditas dan kemampuan dalam membayarkan bunga atas utang yang diajukan dalam rangka ekspansi pembiayaan.
"Kalau seperti itu maka nantinya jadi gali lubang dan tutup lubang. Artinya dengan kondisi perusahaan pembiayaan sekarang ini maka berdasarkan data yang ada, perusahaan pembiayaan masih sehat," pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News