Direktur Investor Relations UNSP Andi W. Setianto menjelaskan, produksi inti dua komoditas itu (sawit dan karet) tetap stabil di tengah pelemahan harga komoditas di pasar global, diskon harga domestik CPO (Crude Palm Oil) akibat kebijakan pungutan CPO Fund USD50 per ton untuk mendukung program biodiesel, dan El-Nino yaitu kondisi cuaca ekstrim udara kering dan kurangnya curah hujan yang menyebabkan kemarau panjang dan kekeringan.
Perseroan sendiri, menurut Andi, mengikuti protokol Roundtable on Sustainable Palm Oil (RSPO) and Indonesian Sustainable Palm Oil (ISPO) yang menjunjung tinggi prinsip ramah lingkungan dan keberlanjutan.
"Kita mempunyai kebijakan zero-burning (tanpa membakar) dalam melakukan kegiatan perkebunan khususnya aktifitas land clearing sehingga tidak ada kebakaran lahan yang berasal dari kebun Bakrie," ungkap Andi W. Setianto, dalam rilisnya, Selasa (29/3/2016).
Lanjut Andi, manajemen bekerja keras mengatasi kondisi air di kebun akibat kemarau panjang tahun lalu dengan sebaik-baik nya dan berhasil mempertahankan produksi kebun inti sawit dan karet. Optimalisasi produktivitas pabrik, juga dilakukan dengan pembelian sawit dan karet dari petani yang tidak memiliki pabrik sekaligus membantu kesejahteraan mereka.
"Kondisi El-Nino di 2015 dan program biodiesel domestik menyebabkan berkurangnya pasokan sawit dunia untuk tahun 2016, dan kondisi itu menjadi katalis perbaikan harga CPO yang mulai terlihat di kuartal 1 tahun ini," tukas Andi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News