Menteri Koperasi dan UKM Anak Agung Gede Ngurah Puspayoga (kanan) dan Menteri Perindustrian Saleh Husin (kedua kanan) saat meminum jamu dari penjual jamu gendong -- ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan
Menteri Koperasi dan UKM Anak Agung Gede Ngurah Puspayoga (kanan) dan Menteri Perindustrian Saleh Husin (kedua kanan) saat meminum jamu dari penjual jamu gendong -- ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan

Jangan Jadikan Jamu sebagai Barang Antik

Husen Miftahudin • 16 Januari 2015 10:37
medcom.id, Jakarta: Sejumlah menteri mengusung gerakan minum jamu yang dijadikan "ritual" setiap Jumat di sejumlah kementerian. Pagi ini, Kementerian Perindustrian (Kemenperin) melaksanakan gerakan tersebut.
 
Gerakan minum jamu bersama ini dilakukan oleh beberapa menteri seperti Menteri Perindustrian Saleh Husin, Menteri Perdagangan Rachmat Gobel, Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Anak Agung Gde Ngurah Puspayoga, Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudaayaan Puan Maharani, Menteri Tenaga Kerja Hanif Dhakiri.
 
Wakil Ketua Umum Kadin Bidang Industri Tradisional Berbasis Budaya, Putri K Wardhani, berharap jamu tidak menjadi barang antik bagi masyarakat Indonesia. Di mana jamu bisa dieksplorasi menggunakan tumbuhan alami untuk kesehatan, perawatan kecantikan dan pengobatan.

"Maka itu, jangan sampai menjadi barang antik yang dimasukkan dalam lemari kaca. Tetapi jadikan sesuatu yang digunakan dan relevan untuk membantu kesehatan dan perawatab kecantikan manusia modern saat ini," ungkap Putri, saat ditemui di Kemenperin, Jalan Jenderal Gatot Subroto, Jakarta Selatan, Jumat (16/1/2015).
 
Selain itu, sambung dia, melestarikan minum jamu ini juga sebagai pembangunan karakter bangsa. Dari sisi perdagangan pun, sebut dia, industri kreatif berbasis budaya khususnya jamu dapat memajukan pendapatan masyarakat dan juga dapat mendorong pertumbuhan ekspor nasional.
 
"Kita mendorong agar industri ini bisa berkembang, karena Indonesia merupakan negara penghasil kedua varietas tanaman herbal," papar Putri.
 
Lebih lanjut, dia berharap agar Kementerian Perdagangan juga dapat mendukung pelestarian dan perdagangan jamu ini ke dunia internasional dengan meminta atase perdagangan dunia untuk menawarkan dan memperkenalkan jamu sebagai ujung tombak ekspor Indonesia.
 
"Seperti Korea yang memasukan K-pop mereka menjadi terkenal di seluruh dunia. Saat ini sendiri industri kreatif Indonesia hanya 0,68 persen dari keseluruhan industri dunia, tertinggal jauh dibanding Malaysia yang 0,98 persen dan Singapura yang 1,69 persen. Padahal kesempatan kita sangat besar dari sumber daya alam yang ada. Saya harap ini bisa terus didorong oleh pemerintah kedepannya," pungkas Putri.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(AHL)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan