medcom.id, Jakarta: Sumber daya alam yang semakin menipis akibat pertumbuhan populasi, mesin dan sistem produksi yang kurang efisien membuat lingkungan hidup di dunia saat ini terjadi degradasi. Maka itu, semua negara di dunia diharapkan mengedepankan pembangunan berbasis industri hijau agar menghemat dalam penggunaan bahan baku, sumber daya dan juga energi alternatif.
Menteri Perindustrian (Menperin) Saleh Husin mengaku, pihaknya telah menyiapkan dua strategi untuk mewujudkan industri hijau. Pertama, mengembangkan industri yang sudah ada menuju industri hijau. Kedua,membangun industri baru dengan menerapkan prinsip-prinsip industri hijau.
"Pengembangan industri yang sudah ada menuju industri hijau dilakukan melalui berbagai upaya yang antara lain adalah rencana penerapan lima standar industri hijau yaitu industri tekstil, ubin keramik, semen, baja, serta pulp dan kertas," ujar Saleh, dalam acara Tropical Landscapes Summit: A Global Investment Opportunity, di Hotel Shangri-La, Jalan Jenderal Sudirman Kav 1, Jakarta Pusat, Selasa (28/4/2015).
Sedangkan untuk pembangunan industri baru, sambung dia, akan diterapkan prinsip-prinsip industri hijau dalam proses produksi seperti penggunaan bahan baku, energi, dan air yang lebih efisien.
"Insentif yang bisa diberikan untuk industri yang telah menerapkan industri hijau berupa peningkatan kapasitas sumber daya manusia, perusahaan industri, dukungan promosi, serta penyediaan tenaga ahli audit energi, air dan bahan baku," papar Saleh.
Ia menjelaskan, industri hijau merupakan konsep yang mengutamakan efisiensi dalam proses produksi dengan karakteristik seperti penggunaan material, energi dan air dengan intensitas yang rendah. Selain itu juga penggunaan energi alternatif dan juga meminimalisasi limbah dan pemenuhan baku mutu lingkungan.
"Dengan penerapan industri hijau melalui penggunaan teknologi rendah karbon, tentunya akan memberikan dampak penghematan energi, air dan bahan baku. Selain itu juga akan meningkatkan produktifitas dan menghasilkan limbah yang lebih sedikit," pungkas Saleh.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News