Hal tersebut tercermin dari hiruk pikuk rapat kerja Komisi VI dengan Menteri BUMN, di Gedung DPR, Jakarta, Kamis (5/2/2015) malam.
Hujan interupsi sudah mulai terjadi ketika pimpinan sidang mulai membacakan kesimpulan dari dua Panitia Kerja (Panja) yang dibentuk sebab merasa belum adanya kesimpulan dari sidang pleno komisi menganai hasil dari panja. Kesimpulan yang dibacakan ketua siadang hanya sebatas sikap dari setiap fraksi dan bukan menjadi keputusan dari komisi VI.
"Hasil dari panja yang berakhir kemarin malam belum sempat diplenokan komisi VI," ungkap Wakil Ketua Komisi VI Farid Al Fauzi yang menjadi pimpinan rapat di dalam rapat.
Dalam sidang terungkap Menteri BUMN Rini Soemarno telah mengajukan surat kedua kepada komisi VI tertanggal 5 Februari 2015 dengan nomor S-73/MBU/02/2015 yang telah mengakomodir perkembangan situasi dan aspirasi dari anggota DPR di Banggar.
Sontak, hal tersebut kembali menuai protes dari anggota DPR yang merasa bahwa hasil kerja mereka tidak berarti. Padahal, untuk mengefisienkan kerja dengan waktu yang terbatas, komisi VI DPR membagi menjadi dua panja agar efisien. Rini menyatakan isi dari surat tersebut memang merupakan hasil pertemuan dari tim di BUMN dengan Banggar dan komisi XI sebelumnya.
Menyadari kekeliruan yang telah dibuat dan langkah yang tidak sesuai dengan prosedur dalam UU MD3, Rini menyatakan menarik kembali surat yang telah diajukan dirinya dan kembali kepada surat tertanggal 12 Januari kemarin.
"Kami menyadari bahwa komisi VI belum mengambil keputusan final mengenai surat tertanggal 12 Januari, di mana itu harus terlebih dahulu dilakukan oleh komisi VI. Kami tidak mau menyalahi UU MD3, maka Surat tersebut kami cabut," papar Rini, dalam ruang rapat.
Rini menyatakan, pihaknya akan mengikuti prosedur yang seharusnya, bila memang nanti ada yang disetujui dan tidak disetujui. Bila memang nanti ada yang tidak disetujui, Rini akan mengajukan usulan yang lain sebagaimana dalam surat yang hari ini diajukan. Akan tetapi, dirinya juga mempertimbangkan dari segi ketersediaan waktu untuk hal tersebut.
"Kalau memang masih ada ruang sebetulnya ada beberapa hal setelah pertemuan kami dengan banyak pihak termasuk anggota dewan kami melihat ada aspirasi yang terlihat bisa kita akomodir. Dari 35 yang diajukan Kementerian BUMN memperioritaskan yang berhubungan dengan infrastruktur dan swasembada pangan itu yang paling utama," ujar Rini.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id