Dia mengatakan, hobi dan kegemaran memiliki batu akik sudah menjadi motivasi sendiri di lingkungan masyarakat. Demam batu akik juga merambah ke rutan hingga kesempatan yang ada dimanfaatkan oleh sejumlah penghuni rutan untuk mengolah batu alam menjadi bernilai.
Batu akik yang diambil dari berbagai tempat yang dinilai biasa saja dapat djadikan sebuah batu cincin yang unik dan berharga. Justru kepintaran mengasahnya tidak semua orang mampu.
"Kemampuan mengasah batu ini juga perlu diberikan apresiasi tinggi bagi penghuni Rutan Rengat, hasilnya tidak kalah dengan yang di luar sana," ujarnya.
Kasi Pelayanan Tahanan Rudinur menyebutkan, virus batu akik tersebut telah merebak hingga ke Rutan Rengat, berawal beberapa orang warga binaan atau narapidana yang tertarik memiliki batu cincin, lalu mencoba mengasah batu dengan alat seadanya. "Melihat hasilnya bagus, lalu menjadikannya sebagai usaha pengisi waktu," tukas dia.
Beberapa warga binaan Rutan tengah asik mengasah batu akik secara amatir dengan alat seadanya itu, pihak Rutan terinspiraasi untuk menyalurkan bakat mereka dengan baik dan terkoordinir. "Ya, kami berikan fasilitas dan alat yang lengkap, seperti alat pemotong, dinamo dan gerinda," cetusnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News