Ilustrasi. MI/Rudi Kurniawan
Ilustrasi. MI/Rudi Kurniawan

AMKRI Tolak Ekspor Kayu Log

Tesa Oktiana Surbakti • 04 Maret 2015 17:32
medcom.id, Jakarta: Asosiasi Mebel dan Kerajinan Rotan Indonesia (AMKRI) dengan tegas menolak langkah pemerintah yang kembali mempertimbangkan untuk membuka keran ekspor kayu bulat atau kayu log. Mengingat kebutuhan sektor industri mebel dan kerajinan kayu sangat tergantung pada ketersediaan kayu log, maka lambat laun kebijakan itu dianggap bakal mematikan industri hilir.
 
"Keberadaan kayu log adalah sesuatu yang sangat vital bagi industri mebel dan kerajinan kayu. Apabila pemerintah kembali memberlakukan itu, jelas saja bertentangan dengan program hilirisasi yang dicanangkan pemerintah sendiri," ungkap Ketua Umum AMKRI Soenoto di Jakarta, Rabu (4/3/2015).
 
Menurutnya, komponen bahan baku kayu log setidaknya memiliki porsi penting dalam produksi industri mebel dan kerajinan kayu sebesar 60 persen. "Jika terus ekspor kayu ke luar, sama saja memberikan peluru kepada pesaing kita (negara luar). Sedangkan kebutuhan dalam negeri sendiri cukup tinggi," cetus dia.

Pihaknya meminta pemerintah membatalkan pembukaan keran ekspor kayu log. Secara luas, eksploitasi kayu melalui peningkatan ekspor lambat laun bakal membabat habis sumber daya hutani.
 
"Sama juga dengan tuntutan pencabutan SVLK. Kalau langkah ekspor kayu tidak dihentikan, kami bakal lanjutkan aksi protes ke jalan di akhir Maret nanti," tuturnya.
 
Dia berpendapat pembukaan keran ekspor kayu log, juga bakal menyulut kenaikan harga kayu di skala lokal akibat stok semakin menipis. "Saat ini saja harga beli kayu mahoni dan jati sudah semakin mahal. Kalau pemerintah tetap ekspor, lama-lama stok kayu bisa menipis. Imbasnya harga kayu bakal melonjak," ujar dia. Kekhawatiran para pelaku usaha, lanjut dia, langkah pemerintah akan menghambat target pencapaian ekspor 300 persen di lima tahun mendatang.
 
"Kalau stok kayu terbatas, kami kan tidak bisa meningkatkan daya produksi. Terang saja target capaian ekspor pemerintah tidak akan bisa kami wujudkan. Bahkan langkah itu bisa saja mematikan industri perkayuan dalam negeri," pungkasnya.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(WID)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan