"Surplus sebesar itu diperoleh dari hasil ekspor ke negara tujuan sebesar USD12,72 miliar, dikurangi biaya impor dari negara penghasil senilai USD2,24 miliar," kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Kaltim Muhammad Habibullah di Samarinda, dikutip dari Antara, Minggu 5 November 2017.
Berbagai komoditas yang diekspor Kaltim periode ini antara lain bahan bakar mineral migas dengan nilai USD3,12 miliar, kemudian bahan bakar mineral nonmigas senilai USD8,62 miliar.
Selanjutnya komoditas nonmigas selain bahan bakar mineral antara lain minyak dan lemak hewani atau nabati senilai USD431,26 juta, bahan kimia anorganik dan senyawa organik USD205,32 juta, kayu dan barang dari kayu serta arang senilai USD142,83 juta.
Sedangkan negara tujuan yang membeli komoditas migas dari Kaltim periode Januari-September 2017, lanjut Habibullah, antara lain ke Jepang senilai USD1,16 miliar, Taiwan senilai USD636,36 juta, Singapura USD487,93 juta, Australia USD250,84 juta, dan ekspor migas ke Thailand dengan nilai USD211,15 juta.
Untuk ekspor nonmigas antara lain ke India senilai USD2,24 miliar, ke Tiongkok USD2,13 miliar, Korea Selatan USD1,16 miliar, Jepang USD1,06 miliar, Malaysia USD570,55 juta, Taiwan USD550,29 juta, Filipina USD491,5 juta, dan ekspor nonmigas ke Thailand senilai USD469,57 juta," katanya.
Sementara komoditas yang diimpor Kaltim pada periode ini antara lain bahan bakar mineral baik migas maupun nonmigas dengan nilai USD1,66 miliar.
Untuk komoditas nonmigas selain bahan bakar mineral yang diimpor di antaranya mesin dan perlengkapan elektris serta bagiannya dengan nilai USD52,43 juta , pupuk senilai USD45,53 juta, kendaraan selain yang bergerak di atas rel kereta api senilai USD61,11 juta.
Ia melanjutkan, negara penghasil migas yang diimpor Kaltim di periode ini antara lain dari Finlandia senilai USD23,68 juta, terjadi peningkatan sangat drastis yang mencapai 785 persen ketimbang Januari-September 2016 yang tercatat USD2,68 juta.
"Sedangkan untuk impor nonmigas antara lain dari Tiongkok senilai USD14,74 juta, dari Amerika USD65,23 juta, Singapura USD68,13 juta, Jepang USD65,34 juta, Jerman USD38,41 juta, dari Malaysia USD19,06 juta, dari Kanada USD12,21 juta, dan impor dari Australia dengan nilai USD14,11 juta," ucap Habibullah.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News