Bank Mandiri - - Foto : MI/Angga Yuniar
Bank Mandiri - - Foto : MI/Angga Yuniar

Virus Korona Berdampak ke Pertumbuhan Kredit Bank Mandiri

Annisa ayu artanti • 19 Februari 2020 20:02
Jakarta: PT Bank Mandiri Tbk mengakui penyebaran virus korona berdampak bagi kinerja perusahaan. Pengaruhnya terlihat pada pertumbuhan kredit perseroan.
 
"Pasti (pertumbuhan kredit) akan lambatlah. Kita juga prihatin dengan korona ini pasti akan impact," kata Direktur Utama Bank Mandiri Royke Tumilaar di Gedung Plaza Mandiri, Jakarta, Rabu, 19 Februari 2020.
 
Meski belum bisa merinci detil dampak yang akan terjadi, Royke menjelaskan banyak industri yang terdampak dari penyebaran virus asal Wuhan, Tiongkok tersebut. Beberapa industri yang dimaksud adalah industri pariwisata dan penerbangan.

"(Dampaknya) Masih dikaji. Kita akan lihat impact-nya. Kan pariwisata, airline kena. Nah, bagaimana dengan portofolionya, belum lagi bahan bakunya dari Tiongkok, pasti kan akan terhambat produksinya. Kalau terhambat, daya belinya seperti apa? Perusahaan ekspansinya gimana. Pasti ada kajian yang enggak mudah," jelas Royke.
 
Sementara itu, kredit macet atau non performing loan (NPL) tahun ini diperkirakan akan mengalami kenaikan 0,2 sampai 0,3 persen. "Ya pasti NPL ada kenaikan 0,2 atau 0,3 persen," ucapnya.
 
Direktur Keuangan dan Kepatuhan Bank Mandiri Silvano Rumantir menambahkan pihaknya sudah mulai berinisiatif dan melakukan analisa mengenai dampak penyebaran virus korona.
 
"Kita sudah mulai melakukan analisa internal, inisiatif sendiri, mengenai potensi dampak dari korona, dalam berbagai macam sektor. Misalnya airline, tourism, commodity, kita lagi assessment sekarang," kata Silvano.
 
Namun ada beberapa sektor yang permintaan kreditnya tidak diterima sementara waktu. Ia menyontohkan beberapa waktu lalu ketika harga komoditas turun, perusahaan sempat tidak menerima kredit di sektor tersebut.
 
Untuk saat ini, Bank Mandiri sangat selektif dalam pemberikan kredit ke sektor penerbangan. Bank Mandiri hanya menyalurkan kredit ke maskapai Garuda Indonesia.
 
"Kita proses seperti proses yang ada. Jadi tetap akan sangat prudent, artinya kita lihat proyeksi mereka juga. Seperti itu," ungkapnya.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(Des)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan