Ilustrasi (MI/PANCA SYURKANI)
Ilustrasi (MI/PANCA SYURKANI)

Evaluasi Rencana Impor 100.000 Ton Bawang Putih

22 Maret 2019 12:04
Jakarta: Anggota Komisi IV Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI) Darori Wonodipuro meminta adanya evaluasi dari penugasan impor 100 ribu ton bawang putih oleh Bulog karena berpotensi menyebabkan terjadinya monopoli.
 
Darori mengatakan seharusnya penugasan ini diberikan kepada perusahaan swasta agar Bulog terhindar dari tudingan praktik monopoli. "Kalau begini dapat menciptakan persaingan usaha yang tidak sehat," katanya, seperti dikutip dari Antara, di Jakarta, Jumat, 22 Maret 2019.
 
Darori mengingatkan rencana impor dapat merugikan petani bawang putih lokal karena berdekatan dengan jadwal panen raya. Sementara itu, Anggota Komisi IV DPR Andi Akmal Pasludin menambahkan, penunjukan impor bawang putih tanpa kewajiban tanam merupakan bentuk pelanggaran.

Peraturan Menteri Pertanian Nomor 38 Tahun 2017 mewajibkan importir bawang putih untuk menanam komoditas itu sebesar lima persen dari volume impor. Bulog tidak terkena kewajiban tanam tersebut, padahal selama ini importir patuh telah melaksanakan peraturan ini dan mengalami biaya produksi yang lebih besar.
 
"Kalau itu dilanggar. Berarti kita tidak konsisten terhadap aturan yang ada," kata Andi.
 
Dalam kesempatan terpisah, Direktur Center For Budget Analysis (CBA) Uchok Sky Khadafi mengingatkan kebijakan impor ini tidak menguntungkan para petani bawang putih. Oleh karena itu, apabila tidak mendesak, kebijakan ini harus ditinggalkan agar para petani tidak mengalami kerugian dari membanjirnya produk impor.
 
Di sisi lain, Kementerian Pertanian (Kementan) mengembangkan Kabupaten Bantaeng, Sulawesi Selatan, menjadi sentra baru komoditas bawang putih untuk mewujudkan target swasembada bawang putih pada 2021. Kementan berharap pada tahun depan Bantaeng sudah mandiri benih tanpa bergantung dari wilayah sentra lainnya.
 
Kepala Sub Direktorat Bawang Merah dan Sayuran Umbi Kementerian Pertanian, Agung Sunusi mengatakan Kabupaten Bantaeng memiliki potensi lahan yang sangat prospektif untuk budidaya bawang putih. Tahun ini Bantaeng mendapatkan alokasi bawang putih seluas 50 hektare (ha). Pada saat ini produksinya diperuntukkan untuk menjadi benih.
 
"Bila kita hitung, setiap hektare bisa menghasilkan tiga ton, berarti 2018 ketersediaan benih bawang putih sebanyak 150 ton. Sehingga 2019, minimal akan dialokasikan sebesar 100 hektare dengan sumber benih dari Bantaeng," kata Agung.
 
Kepala Bidang Hortikultura Dinas Pertanian Bantaeng, Maemunah menyebutkan potensi pengembangan bawang putih Bantaeng mencapai 2.500 ha. Lokasinya tersebar di tiga kecamatan yaitu Uluere, Sinoa dan Ermes dengan ketinggian 800-1.200 mdpl.
 
Ia memaparkan saat ini sudah ada importir yang bekerja sama dengan kelompok tani untuk pengembangan bawang putih sebagai bagian dari implementasi wajib tanam bawang putih lima persen dari rencana tanam seluas 50 ha.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(ABD)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan