Ekonom kelahiran Surabaya, 9 April 1965 ini menduduki posisi strategis di Bank Sentral RI selama dua periode.
"Saya pamit karena pada 24 Juli nanti mengakhiri jabatan sebagai Deputi Gubernur Senior BI. Terima kasih atas bantuan teman-teman selama ini," kata Mirza.
Bapak dua anak ini mengenang ketika kali pertama menjabat pada Oktober 2013. Di masa-masa awal merupakan perjuangan menjaga rupiah dari guncangan dolar AS yang cukup kencang ketika itu.
"Pemerintah harus mengendalikan defisit anggaran. Dampaknya inflasi sempat naik karena pemerintah mengurangi subsidi. Saya ingat bagaimana cadangan devisa turun sampai USD92 miliar," ujar penyandang gelar Master of Applied Finance dari Macquarie University, Sydney, ini.
Akan tetapi, sesuai prinsip hidupnya yang mengalir, Mirza bergeming dalam mengelola perekonomian Indonesia.
"Ya, sebagai negara emerging market, kita commit dalam mengelola ekonomi dan moneter dengan prudent. Sekali lagi terima kasih," pungkasnya. (Media Indonesia)
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News