Ilustrasi. Foto : MI/MOHAMAD IRFAN.
Ilustrasi. Foto : MI/MOHAMAD IRFAN.

Omnibus Law Jadi Jurus Jokowi Tarik Investasi

Medcom • 02 Januari 2020 19:59
Jakarta: Omnibus Law Cipta Lapangan Kerja yang tengah disiapkan dianggap jurus Presiden Joko Widodo untuk menarik investasi. Peraturan tersebut juga bisa membangkitkan sektor manufaktur.
 
"Omnibus law tentang ketenagakerjaan itu salah satu prasyarat untuk meningkatkan lagi bidang manufaktur," kata Chief Economist Danareksa Research Institute Moekti Prasetiani Soejachmoen saat dihubungi, Kamis, 2 Januari 2020.
 
Moekti mengatakan investor asing sangat memperhatikan isu ketenagakerjaan untuk menanamkan modal di Indonesia. Beberapa isu yang menjadi perhatian antara lain soal upah.

"UMR itu yang menjadi keluhan. Makanya mereka memilih tenaga kontrak," ujar Moekti.
 
Implementasi omnibus law khusus ketenagakerjaan akan menunjukkan keseriusan pemerintah memajukan sektor manufaktur. "Kalau pemerintah bisa menepati janjinya untuk omnibus law bisa tahundepan, itu bisa menjadi sentimen positif untuk menarik investor ke Indonesia," ujar Moekti.
 
Menurut dia, Indonesia perlu kembali mengandalkan manufaktur sebagai motor pertumbuhan ekonomi. Terlebih, harga komoditas tengah melemah.
 
"Selama ini kan perekonomian Indonesia dari ekspor bergantung pada komoditas dan harga komoditas tergantung pada harga internasional. Jadi, meskipun volume naik, tapi nilainya justru turun," ucap dia.
 
Wakil Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) RI Bidang Hubungan Internasional Shinta Widjaja Kamdani berharap iklim investasi mampu mendongkrak industri nasional pada 2020. Sehingga, dapat berkontribusi signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi.
 
"Walau iklim ekonomi dan investasi dunia masih akan sulit, Indonesia berpeluang mengkoreksi tren ini dengan melakukan perubahan drastis terhadap iklim investasi nasional melalui kebijakan omnibus law, dan kebijakan insentif pajak untuk investasi," ujar Shinta.
 
Menurut dia, omnibus law dan pemberian insentif pajak angin segar untuk memperbaiki iklim investasi, sehingga menjadi daya tarik investor masuk ke Indonesia.
 
"Kami berharap perubahan iklim investasi nasional via kebijakan-kebijakan ini bisa mendorong terjadinya investasi industri yang lebih tinggi, dan di Indonesia agar setidaknya di kuartal IV pada 2020, dan 2021 kita bisa melihat peningkatan kontribusi industri terhadap GDP," kata dia.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(AZF)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan