"Dari 8,26 juta kartu, sebanyak 80 persennya digunakan untuk tol. Memang penggunaaan e-Money ini memberikan kemudahan," ucap Senior Vice President Transaction Banking Retail Bank Mandiri Rahmat Broto Triaji, ditemui dalam acara press conference 'Implementasi e-Toll Multi Issuer dengan Bank BUMN di Ruas Jalan Tol' di bilangan Kebayoran Baru, Jakarta, Kamis (10/11/2016).
Dana investasi untuk e-Money, menurut Rahmat, memang terbilang sangat besar. Namun dia tak bisa membeberkan angkanya ke publik. Paling tidak, bisnis uang elektronik ini akan terus ditingkatkan, agar masyarakat bisa merasakan kemudahan pada saat menggunakan e-Money.
"Sudah jadi concern kami sejak tiga tahun lalu kita keluarkan e-Money. Maka dari itu, demi meningkatkan Gerakan Nasional Non Tunai (GNNT), kita akan terus berikan edukasi, karena belum optimal penggunaan e-money tersebut, kebanyakan yang menggunakan di Jakarta," jelas Rahmat.
Dari jumlah kartu yang ada, sambung Rahmat, nominal transaksinya mencapai Rp2,54 triliun di kuartal III-2016, atau naik 39 persen bila dibanding periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp1,83 triliun.
"Frekuensi transaksi sebanyak 264,9 juta atau tumbuh 47 persen dari frekuensi 179,7 juta di kuartal III-2015. Dana mengendap sebanyak RP386 miliar, atau naik 50 persen dibanding periode sama di 2015 sebesar Rp257 miliar," terang Rahmat.
Rahmat melanjutkan, selama tahun 2016, mandiri e-Money menempati market share frekuensi transaksi rata-rata sebesar 70 persen, dan market share nominal transaksi mencapai rata-rata sebesar 65 persen.
"Dan juga sampai dengan September, jumlah merchant yang dapat menerima transaksi kartu e-Money sebanyak 946 merchant dengan jumlah outlet sebanyak 52.826 outlet," tutup Rahmat.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News