Direktur Corporate Banking Bank Muamalat Indra Sugiarto menjelaskan, hal ini disebabkan oleh situasi pasar yang kurang baik. Apalagi pertumbuhan ekonomi dalam negeri masih melambat dipengaruhi pertumbuhan ekonomi global yang belum menunjukkan pemulihan.
"Kalau (pembiayaan) korporasi per Maret hampir sama enggak ada perubahan. Kuartal II trennya meningkat kita harapkan paling enggak sampai lima hingga delapan persen," kata dia, di Muamalat Tower, Setiabudi, Jakarta Selatan, Kamis (9/6/2016).
Namun demikian, dirinya optimistis jika pembiayaan sektor korporasi akan mampu tumbuh 10 persen. Target tersebut sebagaimana tercatat dalam Rencana Bisnis Bank (RBB) Bank Muamalat yang disampaikan kepada Otoritas Jasa Keuangan (OJK) untuk 2016 ini.
"Selain pembiayaan di korporasi, kita juga melihat peluang di kerja sama pembiayaan dengan organisasi Islam untuk sekolah dan rumah sakit. Untuk (pembiayaan) consumer good, ritel, kita lihat masih bagus, agriculture juga kita selektif," jelas dia.
Sementara itu, tingkat pembiayaan bermasalah atau Non Performing Finance (NPF) Bank Muamalat secara umum masih sama seperti industri perbankan lainnya yang tertekan akibat perlambatan kondisi ekonomi. Pada kuartal I-2016, NPF Bank Muamalat tercatat secara gross 6,07 persen dan secara net 4,33 persen.
"Kita lihat keadaan ekonomi kurang baik, keadaan ekonomi memang melambat. Kita hampir sama tapi kita sudah melakukan dari jauh hari untuk restructuring. Jadi memang kalau nasabah kesulitan karena bisnisnya susah, kita coba antisipasi dari awal," ungkapnya.
Dengan restrukturisasi hampir mencapai Rp5 triliun, Bank Muamalat menargetkan rasio pembiayaan bermasalah akan turun. Targetnya, lanjut Indra, sampai dengan akhir tahun ini NPF akan dijaga pada level empat persen.
Selain restrukturisasi, Bank Muamalat akan lebih selektif dalam menyalurkan pembiayaan, khususnya kepada sektor yang masih tinggi NPF-nya. Antisipasi pembiayaan bermasalah dilakukan dengan membentuk satuan kerja asset quality management, selain daripada asset management yang ada di Bank Muamalat.
"Masih di korporasi tapi memang sudah agak turun. Di sektor pertambangan, kemudian oil and gas. Harga minyak naik sudah mulai pengaruh cuma kita masih selektif untuk masuk yang baru untuk oil and gas," pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id