"Ini bisa menjadi sentilan kepada pemerintah bahwa ternyata perbaikan yang dilakukan lewat paket kebijakan hanya menyentuh permukaan, tidak diimplementasi," cetus Lana melalui sambungan telepon, Kamis (29/9/2016).
Menurutnya, pemerintah harus mengintropeksi diri untuk mempelajari keseluruhan perkembangan 13 paket kebijakan. Dia mencontohkan permasalahan waktu tunggu barang di pelabuhan (dwelling time).
Pada kenyataannya, masih banyak pungli-pungli yang terjadi di pelabuhan dan masih lamanya dwelling time yang terjadi. Hal itu menyebabkan harga barang yang diproduksi di Indonesia kalah saing dengan harga barang yang sama dari luar negeri.
"Daya saing kan umumnya dilihat dari harga. Kalau kita menurun, artinya barang kita masih lebih mahal dari yang diproduksi di negara lain. Biaya produksi di kita masih tinggi karena dwelling time, pungli, dan rupiah juga yang sempat melemah," imbuh Lana.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News