Ilustrasi. (Foto: Antara/Noveradika).
Ilustrasi. (Foto: Antara/Noveradika).

Membangun Konsep Wisata Halal Berbasis Komunitas

24 April 2018 19:28
Jakarta: Wakil Ketua Umum Masyarakat Ekonomi Syariah (MES) DKI Jakarta Safri Haliding mengatakan kewirausahaan (entrepreneurship) merupakan salah satu faktor produksi yang memegang peranan penting di dalam pembangunan termasuk dalam sektor pariwisata yang memiliki potensi yang besar.
 
Dia mengatakan semangat entrepreneur yang bisa dimaksimalkan kepada masyarakat di sekitar kawasan wisata dengan menerapkan prinsip dasar pariwisata halal berbasis masyarakat (community-based tourism/CBT) sehingga bisa memberikan kesejahteraan dan kebahagiaan bagi masyarakat di sekitar kawasan wisata halal.
 
"Setiap kawasan wisata halal tentu memiliki keunggulan dan keunikan masing-masing termasuk masyarakat di sekitarnya sebagai pendukung dari wisata halal dan hal ini juga sejalan dengan program melahirkan dan mengembangkan wirausaha di bidang pariwisata dari Kementerian Pariwisata," kata Alumni International Islamic University of Malaysia itu dalam keterangannya, Selasa, 24 April 2018.

Dengan lahirnya entrepreneur berbasis pariwisata halal maka harapannya dalam jangka pendek bisa meningkatkan jumlah pemain di industri pariwisata dan dalam jangka panjang bisa mengembangkan ekosistem industri pariwisata halal Indonesia.
 
Setelah itu, dalam bentuk kegiatan dilapangan dengan membentuk dan mendirikan pendampingan kepada masyarakat setempat agar dapat memuat usaha dan bisnis yang selaras dengan kawasan wisata halal dengan tidak melanggar atau keluar dari konsep pariwisata halal misalnya dengan konsep "Satu Kawasan Wisata Satu Pusat Wirausaha Halal". Hal ini bisa didirikan swasta atau pemerintah terkait dengan bekerja sama dengan stakeholders pariwisata halal.
 
Di samping itu, kewirausahaan bisa dinaikan dengan bekerja sama dengan lembaga pendidikan baik formal maupun yang tidak formal seperti universitas dan SMK dengan membuka jurusan pariwisata halal yang berorientasi bekerja dan skil yang dibutuhkan dalam mengembangkan pariwisata halal.
 
Pemerintah atau kementerian Pariwisata juga bisa bekerja sama dengan kampus atau sekolah dalam menyusung kurikulum kewirausahaan bidang pariwisata halal, mendirikan inkubator bisnis dan advokasi kampus dan sekolah dalam melihat peluang kawasan wisata dan komunitas di lokasi sekitar wisata.
 
"Dengan begitu nanti diharapkan lahir pengusaha-pengusaha baru dari kampus dan SMK di bidang pariwisata yang diharapkan mampu menggerakkan industri pariwisata halal. Bertambahnya pelaku industri pariwisata akan menarik jumlah wisatawan. Industri pariwisata turunan yang dapat dikembangkan seperti destinasi pariwisata, perjalanan, perhotelan, kuliner, dan lain sebagainya," jelas dia.
 
Berdasarkan data Kementerian Pariwisata 2014, kontribusi sektor pariwisata ke Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia sebesar sembilan persen atau setara Rp946 triliun, telah menyumbangkan devisa Rp 140 trilun serta menyediakan lapangan kerja sebesar 11 juta jiwa.
 
Berdasarkan data Bappenas di 2016, jumlah wisatawan mampu menembus angka 12 juta kunjungan wisatawan mancanegara. Dibandingkan dengan negara lain di ASEAN, Indonesia berada di peringkat keempat, di bawah Thailand, Malaysia, dan Singapura. Berdasarkan kewarganegaraan, Singapura, Malaysia dan Tiongkok adalah tiga kontributor wisatawan mancanegara terbesar. Sedangkan dari luar Asia terdapat, Australia, Inggris, dan Amerika Serikat.
 
Sementara itu, potensi pariwisata halal di Indonesia memiliki potensi besar dengan penduduk yang beragama Islam sebesar 225,25 juta jiwa. Jumlah penduduk keseluruhan sebesar 258,32 juta jiwa dengan rasio 87,2 persen. Struktur penduduk Indonesia yang didominasi generasi milenial (usia 17-37 tahun) yang suka melakukan perjalanan wisata baik di dalam negeri maupun di luar negeri.
 
 
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(SAW)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan