Dirjen IKM Kementerian Perindustrian Gati Wibawaningsih mengatakan ekspor batik mampu menyumbang devisa negara yang cukup signifikan dengan pasar utamanya Jepang, Amerika Serikat, dan Eropa.
"Industri batik nasional memiliki daya saing komparatif dan kompetitif di pasar internasional. Indonesia menjadi market leader yang menguasai pasar batik dunia dengan nilai ekspor batik mencapai USD51,15 juta," katanya dalam keterangan tertulis di Jakarta, Kamis, 21 Desember 2017.
Menurut Gati, industri batik dapat menyasar produk pakaian jadi dunia yang nilai perdagangannya mencapai USD442 miliar. Apalagi batik merupakan salah satu bahan baku produk pakaian jadi.
"Batik telah bertransformasi menjadi berbagai bentuk fesyen, kerajinan dan home decoration yang telah mampu menyentuh berbagai lapisan masyarakat dari berbagai kelompok usia dan mata pencaharian di dalam dan luar negeri," tutur dia.
Oleh karena itu, untuk mendorong usaha batik nasional, Kemenperin memberikan berbagai fasilitas pembiayaan seperti kredit usaha rakyat (KUR), Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonsia (LPEI) dan insentif lainnya untuk memperkuat struktur modalnya.
"Dengan demikian, diharapkan industri batik nasional dapat tumbuh signifikan dan daya saingnya meningkat," tutup dia.
Adapun IKM batik saat ini tersebar di 101 sentra seperti di Jawa Tengah, Jawa Barat, Jawa Timur, dan DI Yogyakarta. Jumlah tenaga kerja yang terserap di sentra IKM batik mencapai 15 ribu orang.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News