Gubernur BI Agus Martowardojo mengatakan, tahun lalu defisit transaksi berjalan tahun lalu di kisaran USD12 miliar. Sedangkan tahun ini defisit transaksi berjalan diperkirakan meningkat hingga USD23 miliar.
"Defisit transaksi berjalan yang sudah rendah bahkan di bawah USD17 miliar, di 2017 ini akan meningkat defisitnya menjadi USD22 miliar hingga USD23 miliar," ujarnya di Fairmont Hotel, Senayan, Jakarta, Rabu 8 Februari 2017.
Akibatnya Current Account Deficit (CAD) terhadap Gross Domestic Product (GDP) akan meningkat. Jika tahun lalu defisit neraca berjalan terhadap GDP sebesar 1,8 persen, maka pada tahun ini diperkirakan meningkat jadi 2,4 persen atau masih dibawah target pemerintah yang sebesar 2,5 persen dari GDP.
"Secara umum kita melihat kondisinya tetap terjaga, yang perlu diperhatikan adalah mungkin defisit transaksi berjalannya akan membesar," jelas dia.
Sebelumnya pada 2015, BI mencatat neraca pembayaran tercatat minus USD1 miliar. Sementara di tahun lalu transaksi berjalan terhadap GDP memegang rekor sehingga CAD turun 0,8 persen.
"Karena di kuartal IV transaksi berjalan over GDP kita turun ke 0,8 persen, sehingga sepanjang tahun ada di 1,8 persen dari GDP. Jadi kita sambut baik, dan ini didukung oleh kuatnya dana transaksi financial account kita," pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News