Menteri Perindustrian (Menperin) Airlangga Hartarto mengatakan, berdasar standar Bank Dunia, pengusaha dalam negeri harus sebanyak 4 persen terhadap total penduduk suatu negara. Prosentase tersebut agar negara itu bisa berkompetisi di era perdagangan terbuka seperti saat ini.
"Pelaku usaha atau industri merupakan elemen penting untuk menggerakkan roda perekonomian dan memperkuat basis ekonomi Indonesia dalam rangka mewujudkan negara yang berdaya saing global," ujar Airlangga dalam keterangan tertulis, Surabaya, Rabu (21/12/2016).
Dia menyampaikan bahwa secara ideal Indonesia harus meningkatkan jumlah wirausaha baru sebanyak 5,8 juta untuk memenuhi target 4 persen. Sementara bila menuju 2 persen, pengusaha nasional harus bertambah 1,7 juta.
"Oleh karena itu, kita butuh kolaborasi dengan seluruh elemen bangsa. Karena pertumbuhan ini hanya akan dapat dicapai manakala kita bisa menggerakkan semua stakeholder," paparnya.
(Baca: Genjot Pendidikan Tenaga Kerja Lokal Demi Hadapi Persaingan Global)
Dalam hal ini, Airlangga secara khusus meminta peran ekonomi dari organisasi NU agar lebih diperkuat dan diperluas. Terlebih lagi, NU telah berkontribusi besar dalam pembangunan bangsa Indonesia dan didukung anggota sebanyak 40 juta yang tersebar di berbagai pelosok daerah.
"Menurut pandangan kami, peran yang perlu ditingkatkan, antara lain adalah mengembangkan core competence ekonomi pada pesantren-pesantren yang ada di Indonesia," ungkap dia.
Menurutnya, langkah itu bisa digerakkan oleh para santri melalui kegiatan industri atau jasa. Maka itu ia berharap nantinya setiap pesantren yang ada di Indonesia memiliki unit usaha industri.
(Baca: Lima Kementerian Bersinergi Kembangkan Pendidikan Vokasi)
Di samping itu, Airlangga menambahkan, pemerintah tengah mendorong pendidikan vokasi di tingkat Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) untuk menjadi tulang punggung pendidikan Indonesia ke depan. Nantinya, 60 persen pendidikan setingkat SMA/SMK akan didorong melalui pelatihan-pelatihan vokasi.
"Pengembangan daya saing industri nasional diperlukan penyiapan kompetensi SDM yang sesuai dengan kebutuhan dunia usaha saat ini. Menciptakan SDM Indonesia yang terampil itu perlu melalui kegiatan vokasi," pungkas Airlangga.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News