PT Bank Central Asia Tbk (BCA) merupakan salah satu bank yang memberikan pinjaman sindikasi kepada PT Angkasa Pura I (Persero) (Foto:Metrotvnews.com/Anindya Legia P)
PT Bank Central Asia Tbk (BCA) merupakan salah satu bank yang memberikan pinjaman sindikasi kepada PT Angkasa Pura I (Persero) (Foto:Metrotvnews.com/Anindya Legia P)

Angkasa Pura I Dapat Suntikan Dana Rp4 Triliun

Anindya Legia Putri • 01 September 2016 00:00
medcom.id, Jakarta: PT Angkasa Pura I (Persero) mendapatkan dukungan pendanaan berupa pinjaman sindikasi dari tiga bank konvensional dan dua lembaga keuangan bukan bank, senilai Rp4 triliun. Dana tersebut untuk mendukung pengembangan lima bandara Angkasa Pura I.
 
Kreditur sindikasi tersebut yakni PT Bank Central Asia Tbk (BCA), PT Sarana Multi Infrastruktur (Persero) (SMI), PT Bank Mandiri (Persero) Tbk, PT Indonesia Infrastructure Finance (IIF), dan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BRI).
 
BCA memberikan dana sindikasi sebesar Rp800 miliar untuk mendukung penyediaan prasarana transportasi udara dalam proyek pembangunan bandara yang berada di bawah koordinasi AP I, yakni Bandara Kulon Progo (Yogyakarta), Bandara Ahmad Yani (Semarang), Juanda (Surabaya), Bandara Syamsuddin Noor (Banjarmasin), dan Sultan Hasanuddin (Makassar).
 
Acara penandatanganan sindikasi berlangsung pada Kamis, 18 Agustus 2016, di Ballroom Darmawangsa Hotel. Dalam menandatangani perjanjian kredit turut hadir Direktur BCA Rudy Susanto, Presiden Direktur PT Angkasa Pura I (Persero) Sulistyo Wimbo Hardjito, serta manajemen direksi peserta kredit sindikasi.
 
"Kami memahami kebutuhan Angkasa Pura I ingin menghadirkan bandara-bandara yang mencerminkan pelayanan kualitas terbaik dan berstandar internasional sebagai tuntutan semakin terbukanya indonesia terhadap aktivitas global. Bandara merupakan representasi terdepan bangsa ini. Sudah selayaknya bandara dikembangkan demi menampung arus masuk dunia luar dan menjamin bahwa setiap pengunjung baik domestik maupun internasional mendapat pelayanan standar internasional. BCA yakin partisipasi ini turut membantu pemerintah indonesia meningkatkan value ekonomi yang memberi manfaat pada perekonomian nasional," kata Rudy Susanto.
 
Angkasa Pura I merencanakan kebutuhan pendanaan eksternal periode 2016-2020 sebesar Rp25 triIiun sebagai pembiayaan capital expenditure (capex). Dana ini akan dipenuhi melalui pinjaman kredit investasi dari perbankan dan lembaga keuangan bukan bank sebesar Rp10,5 triliun, dan penerbitan obligasi sebesar Rp14,5 triliun.
 
Selain itu, pendanaan eksternal diperlukan oleh Angkasa Pura I untuk pembangunan dan pengembangan lima bandara, yaitu Bandara Ahmad Yani Semarang yang membutuhkan investasi Rp2,1 triliun dan ditargetkan beroperasi 2018, Bandara Syamsudin Noor Banjarmasin (Rp2,3 triliun, target beroperasi pada 2019), Bandara Baru Kulon Progo Yogyakarta (Rp9,3 triliun, target beroperasi pada 2020), Terminal 3 Bandara Juanda Surabaya (Rp9,1 triliun, target beroperasi pada 2025), dan Bandara Sultan Hasanuddin Makassar (Rp3,6 triliun, target beroperasi pada 2024), serta investasi rutin.
 
"Pembangunan dan pengembangan bandara-bandara tersebut mendesak dilakukan karena sudah mengalami lack of capacity. Hal ini juga dimaksudkan untuk meningkatkan kualitas Iayanan (level of service), kepuasan pengguna jasa bandara (customer satisfaction index /CSI), serta untuk mengimbangi laju pertumbuhan industri penerbangan nasional," ucap Wimbo Hardjito.
 
BCA menyambut baik kerja sama pemberian kredit sindikasi ini. Terlebih dengan animo positif masyarakat dalam menggunakan transportasi udara, BCA berharap pembangunan Bandara Angkasa Pura I dapat selesai sesuai tenggat waktu, sehingga dapat memberikan kemudahan bagi masyarakat yang membutuhkan akses cepat ke Indonesia bagian tengah dan timur melalui jalur udara.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(ROS)


BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan