Untuk itu, Rini meminta pada anak usahanya yang saat ini menggembangkan produksi alat berat yakni PT Pindad (Persero), yang merupakan perusahaan persenjataan nasional, untuk menyediakan 100 ekskavator bagi BUMN karya. Produk yang diberi nama Pindad Excava 200 ini dipercaya kualitasnya tak kalah dibandingkan produk serupa buatan Korea Selatan hingga Amerika Serikat (AS).
Direktur Utama Pindad Silmy Karim mengatakan, harga ekskavator Pindad tersebut berkisar USD90.000-USD110.000 per unit, atau berkisar Rp1,17 miliar hingga Rp1,43 miliar (kurs Rp13.000 per USD).
Pihaknya telah melakukan survei dengan kisaran tersebut, Pindad Excava 200 bersaing ketat dengan produk dari Korea yakni Hyundai R210LC-9 yang dibanderol USD90.000, dan Doosan DX225LCA seharga USD105.000, serta Kobelco SK 200-8 seharga USD108.000.
"Harga kita USD90 ribu-USD110 ribu itu menggunakan benchmark dari Korea. Masa kita kalah dari Korea," kata Silmy saat ditemui di Kantor Pindad, Bandung, Jawa Barat, akhir pekan ini.
Sementara itu, harga Pindad Excava 200 unggul bersaing dengan Caterpilar 320D produksi Amerika Serikat yang dibanderol USD125.000, Komatsu PC 200-8 produksi Jepang senilai USD119.000, dan Hitachi Z Axis 200 senilai USD114.000.
Lebih lanjut, kata Silmy, ekskavator produksi Pindad nantinya bukan hanya dipasarkan pada BUMN Karya. Namun juga untuk penjualan retail lainnya.
"Di luar BUMN kita juga buka penjualan untuk retail di luar BUMN. Cukup datang ke Pindad. Nanti akan kita launching setelah ada ketetapan harga. Pokoknya kita berani diadu," pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News