Buruh saat memperingati May Day pada 1 Mei 2015. FOTO: MI/RAMDANI
Buruh saat memperingati May Day pada 1 Mei 2015. FOTO: MI/RAMDANI

Hari Buruh, Alarm Hadapi MEA

Antara • 02 Mei 2015 13:11
medcom.id, Bandung: Hari Buruh merupakan hal klasik yang seyogianya dibarengi dengan kesadaran peningkatan standar kompetensi buruh lokal dalam menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) 2015.
 
"Hari Buruh mungkin sudah menjadi hal klasik, karena yang dituntut oleh buruh setiap tahun relatif sama. Tuntutan yang dilayangkan selalu mengarah kepada perbaikan kesejahteraan, jaminan kesehatan dan kenaikan upah kerja, dan yang perlu ke depan kesadaran buruh untuk meningkatkan kompetensi menghadapi MEA," kata Guru Besar Hukum Tata Negara Universitas Parahyangan Asep Warlan, di Bandung, Sabtu (2/5/2015).
 
Terkait dengan kesiapan MEA 2015, Asep menambahkan buruh tidak bisa lagi bergerak di ranah yang  sama bila tidak ingin tertinggal dengan negara-negara lain.

"Berbicara soal kesiapan MEA 2015 ini, para buruh tidak bisa lagi bergerak di ranah yang itu-itu saja. Mereka tidak bisa terus menerus bergerak di substansi-substansi semacam upah, kesejahteraan dan jaminan kesehatan lagi. Jika masih seperti itu, Indonesia bisa tertinggal dan ditinggalkan," katanya.
 
Asep menjelaskan pada peringatan Hari Buruh yang diperingati setiap tahun sebaiknya dibarengi dengan adanya peningkatan kompetensi dari para buruh, sehingga tidak ada kesan yang timbul bahwa buruh hanya ingin peningkatan kesejahteraan tanpa adanya peningkatan kualitas kerja.
 
Asep mengatakan kesalahan ini sebenarnya tidak sepenuhnya datang dari para buruh, ada pula faktor dari pemerintah dan pengusaha-pengusaha yang mengatasi para buruh. Menurut dia pemerintah juga dapat memberi kesiapan baik secara fisik maupun mental bagi buruh-buruh dalam menghadapi MEA pada akhir 2015.
 
"Ketidaksiapan (MEA) ini bukan sepenuhnya salah dari pihak pekerja (buruh), karena ada campur tangan pemerintah yang mestinya dapat memfasilitasi mereka agar siap menyambut MEA 2015. Begitupun dengan pengusaha-pengusaha yang mengatasinya (buruh) juga turut memiliki andil itu," tambah Asep.
 
Lebih lanjut, pria berkaca mata itu menambahkan beberapa solusi yang dapat dilakukan pemerintah untuk membantu pengusaha-pengusaha dalam menaikkan kesejahteraan para pekerjanya.
 
"Beberapa hal yang dapat dilakukan pemerintah untuk membantu para pengusaha tidak harus selalu dengan memberikan kenaikan insentif atau dana tambahan, tapi dapat juga dilakukan dengan pemberantasan pungutan liar yang mengganggu buruh-buruh ketika sedang bekerja," lanjut dia.
 
Masyarakat Ekonomi ASEAN yang akan bergulir pada akhir 2015 tersebut berlaku bagi semua negara di Asia Tenggara, yang dapat membuka peluang lebih besar bagi Indonesia untuk masuk ke pasar internasional. Menurut Asep, MEA bisa menjadi peluang besar bagi Indonesia untuk bisa berkiprah di pasar yang lebih luas, dengan syarat kesiapan, standarisasi dan kompetensi tenaga kerja serta produknya bisa terpenuhi.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(AHL)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan