"Saya kira akhir tahun di bawah 3,5 persen, itu 3,4 persen barangkali. Sekarang kan 3,3 persen kan," kata Darmin ditemui di Hotel Ayana Midplaza, Jakarta Pusat, Rabu, 2 Oktober 2019.
Menurutnya, tidak akan ada gangguan berarti yang akan membuat inflasi melonjak sampai Desember nanti. Meskipun ada prediksi kemarau lebih lama, Darmin tak gusar akan ada lonjakan harga beras yang menyebabkan inflasi.
"Walaupun kemarau tapi kemarau tidak sangat kering tentunya, sehingga lahan-lahan yang ada irigasinya tetap saja berproduksi. Kedua, ya di Bulog ada banyak beras, jadi enggak usah takut," jelas dia.
Badan Pusat Statistik (BPS) sebelumnya mencatat penurunan harga di berbagai komoditas menyebabkan deflasi sebesar 0,27 persen secara month to month (mtm) sepanjang September 2019. Penurunan harga didominasi terjadi pada kelompok bahan makanan.
Adapun inflasi tahun kalender tercatat sebesar 2,20 persen year to date (ytd) dan inflasi tahun ke tahun sebesar 3,39 persen year on year (yoy).
Dari 82 kota Indeks Harga Konsumen (IHK), 70 kota mengalami deflasi. Sementara 12 kota lainnya perkembangan harganya mengalami inflasi. Deflasi tertinggi terjadi di Sibolga sebesar 1,94 persen.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News